“Setelah adikmu menikah, kamu juga harus segera menikah. Kalau perlu, Ibu cariin calonnya.” ~ h, 14
Mona harus berhadapan dengan semakin gencarnya kekhawatiran susah-jodoh dari sang Ibu, sejak Sophie memutuskan menikah dengan pacar bulenya. Namun, yang lebih mengkhawatirkan Mona adalah pacar Sophie, Maxi, yang tidak jelas dan baru dikenalnya selama 6 bulan. Selain itu, kepenatan Mona tidak hanya berputar di masalah keluarganya, tapi juga bos yang dianggapnya killer.
Di sisi lain, keputusan dadakan Sophie, menghebohkan keluarganya. Sophie sedang mabuk kepayang dan dipenuhi bayangan romantisme hidup bersama Maxi. Sayang, hidup tak seindah bayangan hingga tragedi dan utang menjadikan Sophie harus kejar-kejaran dengan Maxi.
Alur cerita disusun dari dua sudut pandang, Mona dan Sophie. Sebenarnya, judul buku agak gak adil karena sangkaan awal cerita berfokus pada Sophie, padahal porsi cerita kehidupan Mona pun tak kalah besar dalam cerita. Tapi, alur cerita Sophie menurutku lebih menarik daripada Mona yang terkesan mulus. Selain itu, karakter tokoh bos Mona yang dikatakan killer, tidak tergambar dengan baik karena dari awal interaksi Mona dan bosnya, Adrian, ‘baik-baik saja’.
Memang benar, faktor umur sangat mempengaruhi kenikmatan membaca, apalagi kalau sudah berstatus emak-emak. Tipe ceritanya lebih cucok bagi penyuka teenlit/metropop dan kemungkinan besar bisa bikin yang baca senyum-senyum dengan sindiran-sindiran sinisnya. Tapi, untukku sendiri, alur ceritanya kurang halus, terutama perasaan Mona.
Bagian yang menarik dan berhasil membuatku bertahan membaca Honeymoon for Sophie adalah Ide kuisioner dan surat pembaca di setiap akhir bab. Bisa dibilang, aku selalu penasaran dengan kuisioner berikutnya, selama membaca. Konyol, bahkan ada kuisioner yang membuatku tertawa.
Honeymoon For Sophie | Retha | Bhuana Ilmu Populer | 2016 ; 264 hlm | 2/5 bintang | Harga: Rp. 66.000 (harga diskon di www.parcelbuku.net)
Comments
Post a Comment
What Do You Things?