Catatan Ichiyo

"Aku percaya pada Natsuko dan masyarakat pada akhirnya akan mengetahui bakatnya yang istimewa dalam kesusastraan dan menerima kenyataan bahwa bakat tersebut berasal dari perempuan," [Noriyoshi_ h. 51]
Keyakinan Sang Ayah atas bakat putrinya, membuat Ichiyo sejak kecil berkenalan dengan dunia sastra. Ichiyo terbiasa membaca puisi dan sajak di hadapan para sastrawan sejak kecil, di mana sang ayah ingin membukakan peluangnya untuk masuk dunia sarat kata tersebut. Meski Ibunya tidak setuju, benih kecintaan pada dunia tulis-menulis sudah mulai tumbuh dan mengakar kuat. Ichiyo sama sekali tak menyangka di kemudian hari dirinya akan menjadi sosok yang menginspirasi hingga disematkan dalam lembaran uang Cina. Selama hidup, ichiyo hanya bertekad memenuhi mimpinya menjadi penulis.
"Tak ada yang dapat menghentikanku untuk datang ke sana, dan kimono ini? Mengapa memangnya, ini hanyalah penutuo tubuh, pada akhirnya, yang terpenting adalah karya tulisanku, kan?" [Ichiyo_h.79]
Hari-hari sulit dilewati dengan tekanan kemiskinan dan diskriminasi perempuan di zaman Meiji. Kemiskinan membuat mereka harus berpindah-pindah tempat tinggal sembari mencari peluang mendapatkan uang. Hasrat menjadi penulis pun mengalami pasang surut, saat melihat Ibu dan adiknya, Kuniko, harus membanting tulang, menerima tumpukan cucian demi menyambung hidup.
"Mungkin aku orang bodoh, mungkin bakatku hanyalah mitos yang diciptakan dan dipelihara oleh impian ayah yang salah arah, untuk membuat terkesan dan tetap berada di dalam lingkaran komunitas sastra yang ingin ia masuki, mungkin kemampuanku terbatas dan aku menolak mengakuinya" [Ichiyo_h.131]
Kepindahan Ichiyo ke wilayah pelacuran karena minimnya keuangan untuk menyewa rumah, malah memberinya banyak inspirasi untuk berkarya. Realitas dan kehidupan yang menjadi tema utama dalam novel-novelnya banyak diambil dari pengalamannya menetap di sana. Karya-karyanya semakin dikenal karena keyakinan besar atas mimpinya, sekaligus mengantarkannya pada kesuksesannya yang sejenak karena kematian merenggut ketika karyanya sudah mulai dipandang dunia sastra.
 
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Masa depan adalah misteri, tapi ketika hari ini dibangun dengan pondasi yang baik, masa depan akan menjelma menjadi bangunan yang kokoh, bahkan indah.

Judul: Catatan Ichiyo
Judul Asli: A Note From Ichiyo
Penulis: Rei Kimura
Penerjemah: Moch. Murdwinanto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetak: Pertama, Maret 2012
Tebal: 280 halaman
Bintang: 3/5
Harga: Rp. 46.400 (di www.parcelbuku.net)

Comments

Post a Comment

What Do You Things?