"Hingga saat ini, kematian sudah tidak lagi menjadi sesuatu yang mengejutkan. Setiap orang memiliki kisahnya sendiri-sendiri: ada beribu-ribu kematian yang terekam di hati kota London. Tapi, sejak hari pertama tahun itu, Hitler benar-benar membuat London senewen." [h.253]
Sebelum segala teknologi dengan kecanggihannya berkirim pesan seperti saat ini, dunia pos menjadi
andalan bagi manusia untuk menyampaikan surat. Pesan manual inipun menjadi begitu berharga dan jasa seorang tukang pos menjadi sangat penting. Tapi, bagaimana jika kemudian seorang tukang pos 'menyimpan' sebuah surat dan tidak menyerahkannya pada si penerima? Iris James, seorang tukang pos di Franklin, Messachussetts, menjalankan perannya dengan sangat memuja keteraturan. Semua berjalan tertib dan rapi di bawah kendalinya.
Perang Dunia I menciptakan kegelisahan seluruh penduduk London, tak terkecuali warga Franklin. Perang pun berdampak pada pasangan pengantin baru, Will dan Emma Finch. Keterlambatan diagnosis Will pada Maggie, memberikan beban kesalahan yang begitu besar baginya. Keputusan Will pergi ke medan perang, seperti upaya "membayar kesalahan"-nya. Sedihnya, Emma yang baru menjejakkan kaki di Franklin harus menanggung kesendiriannya bersama janin yang sedang dikandungnya, sebelum Will mengetahuinya.
Kota Franklin mengikuti perkembangan perang lewat suara Frankie Bard, seorang reporter sebuah radio. Aktivitasnya yang kerap bersentuhan dengan berita perang membuatnya terobsesi untuk terjun langsung dan mengetahui kondisi sebenarnya. Hingga datang penugasan dari radio tempatnya bekerja untuk meliput kondisi para pengungsi yahudi yang saat itu mengalami pengusiran besar-besaran dari Jerman. Perjalanan dan profesi Frankie sedikit mengingatkan pada novel Sarah Key's. Frankie melakukan perjalanan dengan merekam perkenalan, percakapan, atau cerita hidup pada pengungsi Yahudi.
Mengambil latar perang, cerita berjalan dengan suram dan sarat kesedihan. Perjalanan liputan Frankie, beban dan kesedihan Will, kesendirian Emma, dilema Iris James, masing-masing tokoh menyampaikan kesuraman dari sudut panjang yang berbeda. Masih ada satu tokoh lagi, Otto, sosok misterius yang kerap sendiri dan digosipkan sebagai seorang mata-mata Jerman. Masing-masing tokoh utama terhubung oleh surat hingga akhir cerita yang menyimpan kematian.
Penulis: Sarah Blake
Penerjemah: Meggy Soejatmiko
Penerbit: Elex Media Komputindo
Cetak: 2012
Tebal: 588 hlm
Bintang: 3/5
Resensi diikutkan Historical Fiction Challenges 2013 edisi Bulan April
:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
Comments
Post a Comment
What Do You Things?