The Sign of Four

"Otakku, ... tidak puas dengan berdiam diri. Beri aku masalah, beri aku pekerjaan, beri aku sandi yang paling rumit, atau analisis yang paling berbelit-belit, dan aku akan kembali menjadi diriku yang semula." [Sherlock Holmes - h. 7]
Itulah Sherlock Holmes, dia akan "sakit" jika otaknya tidak diajak bekerja untuk memecahkan misteri. Penyelesaian dengan metode deduksinya menjadi hal yang menarik di setiap kasus yang ditanganinya bersama Dr. Watson. Begitupun dengan kasus yang melibatkan empat pemburu harta. Berawal dari kedatangan Mary Morstan ke Baker Street demi meminta bantuan atas hilangnya ayahnya, Kapten Arthur Morstan. Ayah Mary telah menghilang sejak 10 tahun yang lalu dan empat tahun kemudian Mary mendapatkan kiriman mutiara bernilai tinggi setiap hari ulang tahunnya.

Tak disangka, kehilangan ayah Mary berkaitan dengan pemburuan harta karun Arga yang diketahui lewat seorang pria kecil bernama Thaddeus Sholto. Sayangnya, misteri kali ini tidak hanya berhubungan dengan batu-batu mulia yang sangat berharga, tapi juga kelicikan dan pengkhianatan yang tak ragu berujung dengan pembunuhan.

Masih mengandalkan kejelian Sherlock Holmes, kasus pemburuan harta tidak terlalu mendebarkan tapi tetap membuat penasaran. Adegan yang paling menarik adalah saat Sherlock Holmes menganalisa kematian Bartholomew Sholto, saudara kembar Thaddeus. Setelah itu, cerita cenderung datar dan sedikit mengangkat sisi romantisme Dr. Watson. Akhir ceritanya terasa ironis, saat mendengarkan si pria berkaki kayu menjabarkan asal muasal harta karun dan segala aksi pembunuhan dengan terperinci demi memenuhi obsesi Sherlock Holmes yang begitu mencintai segala kedetailan kasusnya.

Judul: Empat Pemburu Harta
Judul Asli: Sherlock Holmes, The Sign of Four
Penulis: Sir Arthur Conan Doyle 
Penerjemah: Sendra B. Tanuwidjaja
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetak: Ketiga, Januari 2006
Tebal: 216 hlm
Bintang: 3/5

Resensi diikutkan  A Reading Challenges on Mystery Edisi Bulan Maret




:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

Comments

  1. cerita tentang sherlock memang selalu menarik, mba. sayang aku ga koleksi :') jadi cuma baca di perpus aja

    ReplyDelete
  2. kalau nggak salah, seri ini yang memenag kurang seru, overall, Holmes masih menarik untuk dibaca sih :)

    ReplyDelete
  3. @ila: aku juga gak koleksi, La, tapi udah baca SH sejak SMU, emang layak kalau jadi karya sepanjang masa :)

    @mas tezar: yup! setuju banget

    ReplyDelete
  4. Nggak tau kenapa, aku nggak pernah bisa benar-benar menikmati SH. Dan memang nggak begitu minat dengan kisah-kisah detektif si :D

    ReplyDelete
  5. "Otakku, ... tidak puas dengan berdiam diri. Beri aku masalah, beri aku pekerjaan, beri aku sandi yang paling rumit, atau analisis yang paling berbelit-belit, dan aku akan kembali menjadi diriku yang semula."


    Tulisan diatas menggairahkanku untuk tetap berada dalam masalah, berjuang dalam kertas dan buku, dan menjadikan tanda tanya alam apa yang sedang aku kerjakan.

    Blognya keren banget.....easy dan kontennya enak dibaca. Salam kenal ya semoga sukses

    ReplyDelete
  6. @Mbak Andiah: hehehe...kalau bukan tipe bacaan, biasanya emang kurang bisa menikmati Mbak :)

    @portal berita: waw! poin yang menarik. terima kasih sudah mampir, blognya juga keren :)

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?