Kisah Tracy Beaker


Jacqueline Wilson, nama penulis yang sudah lama saya dengar, bahkan beberapa karyanya sudah berbaris di rak buku. Tapi lucunya, baru sekarang saya membaca dan itupun dari pinjaman. Untungnya, pengalaman pertama membaca karya Oma Jackie sangat mengesankan, dan membuat saya berjanji akan membaca koleksi Jackie milik saya yang sudah lama ‘terlupakan’.
 

Menceritakan tentang Tracy Beaker, seorang anak piatu yang ditinggalkan ibunya di panti asuhan. Dua kali ikut keluarga asuh ternyata memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi Tracy, meski begitu dia tidak kapok untuk mendapatkan orangtua asuh. Tracy Beaker memiliki temperamen yang kasar, selalu marah-marah, meski terkadang muncul juga kebaikannya yang tetap dibalut emosi. Semua pengalaman dengan orangtua asuh dan kehidupannya di panti ditulisnya di buku karena Tracy memiliki kegemaran menulis yang sangat besar.
 “Kau sudah menulis banyak sekali, Tracy,” kata Jenny, melihat tulisanku. “Sebentar lagi kita akan kehabisan kertas.”
“Kalau begitu aku akan menggunakan bagian belakang kartu ulang tahun, datau kertas WC. Apa saja. Aku sedang mendapat inspirasi, lihat, kan? Aku tidak bisa berhenti.” [h. 66]
Hidup di sebuah panti yang berisikan banyak anak-anak sudah pasti banyak terjadi ‘gesekan’. Begitupun yang terjadi pada Tracy, kemarahannya pada Justine karena dianggap merebut sahabatnya, Louise, membuatnya sering berkelahi dan saling melempar perkataan kasar. Kejadian hidung berdarah Justine seperti sudah menjadi sesuatu yang lumrah meski Tracy berkali-kali dimasukkan Ruang Diam. Di sisi lain, ada Peter Ingham yang selalu ingin menjadi sahabat Tracy. Si Peter inilah yang menjadi satu-satunya tokoh ‘sweet’ dalam buku ini. Kedatangan Cam Lawson ke panti memberikan harapan baru bagi Tracy tentang orangtua asuh, meski awalnya dia tidak tertarik saat melihat penampilan Cam. Sayangnya, berkali-kali Cam menolak keinginan yang diajukan Tracy.
 

Oma Jackie benar-benar canggih menggambarkan karakter Tracy. Penceritaan yang diambil dari sudut pandang orang pertama, semakin membuat saya larut bersama Tracy, tersenyum saat membaca celetukan dan amarahnya, sekaligus sedih. Saya agak sulit tertawa karena hampir sebagian besar kelucuan tingkah Tracy dibarengi dengan terbersitnya rasa sedih. Rasa kesepian dan keinginan yang SANGAT besar untuk dijemput sang Ibu, kemudian pengingkaran bahwa dirinya tidak akan pernah menangis benar-benar membuat trenyuh. Meski begitu, imajinasi dan kelincahan khas anak-anak dapat tertangkap sepanjang cerita, apalagi didukung dengan ilustrasi.
 

Hanya saja, The Story of Tracy Beaker tidak terlalu layak untuk dibaca anak-anak karena banyaknya kata-kata yang tidak sopan akibat kemarahan Tracy yang kerap tidak terbendung. Mungkin bisa dibaca anak-anak dengan didampingi orangtua, tapi akan butuh usaha cukup keras untuk memberi pengertian tentang tingkah polah dan apa yang terjadi pada Tracy Beaker.
 


Judul: Kisah Tracy Beaker
Judul Asli: The Story of Tracy Beaker
Penulis: Jacqueline Wilson
Penerjemah: Yoke Octarina
Penerbit: GRamedia Pustaka Utama
Cetak: Kedua, Juni 2003
Tebal: 184 hlm
Bintang: ****
Pinjam dari Mbak Dee

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

Comments