Dunia Adin



Sangkaan awalku melihat dan membaca judul "Dunia Adin" adalah cerita tentang anak yang mengidap autis. Ternyata salah besar, Adin adalah bocah perempuan lucu berusia 6 tahun yang memiliki kejelian dan empati yang besar pada sekitarnya. Memancing senyum dan terasa sangat manis membaca tingkah polah Adin bersama sahabatnya, Coki.
"Nama kamu, kok, kaya gitu, sih?" .... "Itu, kan, nama bapak-bapak" [h. 125]
Saya tertawa kecil, membaca ucapan Adin yang ditujukan kepada teman barunya yang bernama Bambang. Hihihi.... tanggapan yang tak saya sangka akan diucapkan Adin. Itulah anak-anak, dari bibirnya kerap mengeluarkan ungkapan atau pertanyaan sederhana yang sering sama sekali tak terbayangkan.

Aktivitas menggambar adalah salah satu bagian cerita Adin yang saya sukai. Papip dan Mamim (panggilan orangtua Adin) memberikan kebebasan berekspresi pada Adin dengan sangat mengagumkan. Adin bebas menggambar dinding kamarnya, turut melibatkan diri ketika Adin mulai berimajinasi, bahkan menciptakan dan mengajak Adin masuk dalam analogi/ imajinasi cerita mereka. Pendidikan keluarga yang menarik dan layak untuk diterapkan.

Sisi empati dan cara berpikir sederhana dari anak-anak juga diperlihatkan lewat kisah Maub-Maub, Melati Jepang, dan si Pu. Cara Adin memperlihatkan empatinya pun terkadang penuh kejutan, seperti membawa pensil warna supaya Melati Jepang milik Tante Naomi tidak mati. Empati pun ditunjukkan Adin pada benda-benda tak bernyawa. Perlakuan Adin pada genangan atau lampu menunjukkan sebentuk kasih sayang yang sering terlewatkan mata orang-orang dewasa, dan gaya "memanusiakan" benda-benda mati tersebut mengingatkan saya dengan Salamatahari

Adin memperlihatkan bagaimana karakter anak terbentuk dari pengaruh orang-orang di sekitarnya, terutama orangtua. Meski Dunia Adin dilabeli sebagai dongeng dan Cerita Anak, saya pribadi malah lebih merasa buku ini lebih dibutuhkan para orangtua dibandingkan anak-anak. Sedikit kekurangan dari Dunia Adin, tidak terwakilinya karakter anak nakal. Semua anak memperlihatkan karakter yang baik-baik, tokoh Kak Barry yang iseng pun menurut saya masih dalam taraf biasa saja. Didukung dengan ilustrasi yang cantik, kisah Adin memberikan wacana yang menarik untuk diresapi setiap orangtua.

Judul: Dunia Adin
Penulis: Sundea
Ilustrasi: Triyadi Guntur W.
Penerbit: Read!
Cetak: Pertama, September 2007
Tebal: 264 hlm
Bintang: 3/5

Comments