Pinjam: Sulis [@peri_hutan] |
Kisah misteri ini dimulai dari keinginan sebuah perusahaan asuransi menyelidiki salah satu kliennya, Baron R. Ralph Henderson, seorang detektif yang dipilih untuk menangani kasus polis asuransi bernilai ribuan poundsterling. Keganjilan mulai dilaporkan detektif Ralph kepada pihak asuransi dalam bentuk korespondensi. Kasus menjadi semakin menarik ketika ditemukan keterkaitannya dengan kisah masa lalu dan perkara kematian suami-istri Anderson yang sempat ditutup tanpa penyelesaian.
Sumber Gambar |
Gaya penceritaan dengan cara korespondensi menjadi menarik bagi saya karena selama ini jarang menemukan buku berjenis detektif yang penulis yang memakai model seperti ini. Pengungkapan kasus disampaikan lewat surat hasil wawancara/pernyataan saksi/ orang yang terkait, surat menyurat yang terjadi pada masa lalu/ kini, dan buku harian. Kenikmatan membaca pun tak lepas dari kemampuan penerjemah mengalih-bahasakan cerita klasik ini dengan baik. Jadi tidak sia-sia juga perjuangan penerjemah untuk memberikan kemudahan pembaca mencerna isi cerita [baca: link].
Sebenarnya pelaku antagonis sudah disampaikan sejak awal, alur penipuan pelaku pun mulai terbaca sejak pertengahan cerita, tapi yang membuat saya ingin menuntaskan buku ini adalah bagaimana cara penulis menguak perkara lewat laporan-laporan detektif Ralph yang "hanya" berupa lembaran kertas yang menurutku cukup rumit. Bagi saya, yang malas disuruh mengingat angka, bagian yang agak menyebalkan dalam buku ini adalah keinginan penulis agar pembaca mengingat tanggal-tanggal dan memperhatikan keterkaitan laporan satu dengan yang lain, terlihat dari catatan kaki.
Tak hanya gaya penceritaan yang menarik, profil dari penulis pun tak kalah unik. Hampir 150 tahun sosoknya menjadi misteri karena ketiadaan bukti-bukti yang menghubungkan penulis dan pihak penerbit. Majalah Once a Week adalah media pertama yang menerbitkan The Notting Hill Mystery dalam bentuk serial dan kemisterian tersebut baru terungkap pada tahun 2011. Hebat ya cara penulis menyembunyikan identitasnya.
Penulis: Charles Felix
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penerbit: VisiMedia
Cetak: Pertama, Juli 2012
Tebal: xii + 252 hlm
Bintang: 4/5
Resensi yang lainnya:
Goodreads | Kutu Bokek
PERPUSTAKAAN AJAIB BIBBI BOKKEN karya Jostein Gaarder juga memakai teknik korespondensi lho. Sudah baca?
ReplyDeletebelum baca perpustakaan bikki bokken, padahal bukunya udah lama punya :D
ReplyDeletesetahuku yang banyak pake gaya korespondensi/buku harian itu chicklit/teenlit, tapi kalo buku detektif seringnya tokoh digambarkan langsung dari lapangan *bahasanya rada ajaib* :P
ak agak susah mencerna buku ini, bukan karna terjemahannya karena ak emang orangnya lola (loading lama)hehehe, jadi yah cepet bosen, lagian baru kali ini baca buku detektif dan isinya korespondensi, ak g terlalu suka. semoga aja g kapok baca buku bergenre kayak gini :)
ReplyDeletehehehe...iya, emang perlu tenaga ekstra kalau membaca jenis buku yang jarang 'disentuh'
ReplyDeletePenulisnya keren ya. Bener2 ngaja pembaca untuk ikutan menebak misterinya dg cara yg unik
ReplyDeleteiya, uniknya metode ini dilakukan saat belum ada buku berjenis detektif
ReplyDelete