Beauty Case


There’s no beauty without emotion [h.259]
Sudah tidak asing lagi, bagaimana gencarnya media membentuk image cantik di mata sebagian besar manusia. Putih, tinggi, rambut panjang, dan bentuk tubuh bak gitar. Tak dipungkiri bahwa cantik itu adalah bentukan dari imajinasi kepala manusia, makanya kemudian banyak yang berkata bahwa cantik itu relatif. Hanya saja, efek media memang sangat kuat, apalagi jika kepala digempur secara terus-menerus, menciptakan gambaran cantik yang cenderung kepada fisik. Gambaran itupun kemudian mempengaruhi pemikiran dari sebagian perempuan yang memandang dirinya akan menjadi cantik jika mengikuti ‘aturan’ yang diciptakan media.
 

Nadja Sinka Suwita, nama yang unik, adalah gadis yang aktif dan impulsive, dua karakter itu benar-benar terlihat sepanjang cerita. Sejak mengenal Budiansyah Nasution, Nadja tergila-gila, apalagi ketika tahu bahwa si pria itu adalah keponakan tokoh politik ternama. Gayung bersambut, komunikasi keduanya berjalan lancar dan ‘klik’. Tapi, kejutan hadir saat infotaiment mengabarkan bahwa Dania Soedjono adalah kekasih Budi. Dania sendiri adalah perempuan super duper cantik, saya agak sulit membayangkannya, dan partner kerja Nadja.
 

Kenyataan ini membuat Nadja berpikir bahwa dirinya tidak boleh kalah dengan Dania. Berbekal dengan ‘nyambung’nya obrolan mereka, Nadja merasa Budi juga memiliki perasaan suka padanya. Meyakinkan diri bahwa Nadja memiliki kelebihan yang lain, mengatur pola makan dan olah raga supaya badannya sehat, sampai melakukan rutinitas mengirim SMS ke Budi, 2 hari sekali. Saat kepala Nadja dipenuhi dengan Budi, ada tokoh Max yang ‘bertugas’ menetralisir kehebohan lewat perkataannya yang diucapkan dengan cuek tapi maknanya dalam.
"Nadj, susah nge-ubah pandangan tentang cewek. Dari yang trophy chaser, dan akhirnya menjadi nyari the real partner. Ada ego yang harus dibuang… Sebagai seorang trophy chaser, selalu ada trophy-trophy lain yang menantang untuk diraih…kalo lo berpikir sebagai seorang trophy chaser, lo mungkin akan susah mnerima kenyataan kalo 'piala' lo itu jg mnusia, punya kekurangan. Jadi gampang kecewa dan nyari trophy baru. Terus lo perhatiin juga ya, … biasanya orang nggak pernah pegang lagi piala yg didapet. Piala itu cuma dpajang dan akhirnya berdebu..." [h. 235]
“Yaelah, kayak cowok cuman sebiji.”  Itulah komentar saya membaca tingkah polah Nadja untuk mendapatkan perhatian Budi. Terlepas dari itu, terselip renungan-renungan tentang mengartikan kecantikan, memaknai keinginan dari hati yang sebenarnya, sampai tentang dunia politik dan pentingnya pendidikan dalam ranah Indonesia Raya. Banyak kejadian lucu yang menggelitik kepala untuk berpikir lagi, seperti bagian Nadja menjelaskan tentang politik ke ponakannya. Selain itu, gaya penceritaan Icha yang lucu membuat saya betah berlama-lama dengan Nadja, apalagi ditambah karakter Dian dan Obi, sahabat Nadja yang gokil.

Judul: Beauty Case
Penulis: Icha Rahmanti
Penyunting: Dewi "Dee" Lestari
Penerbit: GagasMedia
Cetak: Pertama, April 2005
Tebal: xxx + 288 hlm
Bintang: **

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

Comments

  1. Udah pernah baca buku ini, biasa aja mb kalo menurutku, temanya udah biasa, hehe. Lebih suka cintapuccino ;-)

    ReplyDelete
  2. saya suka novel ini, hehehehehe...salah satu novel romance awal yang saya baca dan meningkatkan kegemaran membaca...sayang, Icha belum nulis novel yang lain lagi...;(

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, baca buku ini emang nyegerin karena bisa bikin ketawa

      Delete
  3. Bagus kah mba? Aku belum baca sih, tapi tema gendernya kuat bgt ga sebenernya? :P

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?