Setiap anak pasti memiliki kesan terhadap orangtuanya, lah ya mesti tho, kecuali jika sang anak berada jauh atau telah kehilangan orangtuanya sejak balita. Namun, kesan orangtua yang melekat pada diri anak tergantung dari bagaimana cara mereka ‘mengiringi’ perjalanan usia sang putra/i, bisa menyenangkan, atau malah mengerikan.
Surga di Telapak Kaki Ayah, sungguh sangat tepat memilih judul tersebut untuk menjadi ‘headline’ di sampul depan. Selain membuat penasaran, judul juga sedikit mengubah stereotipe bahwa pahala surga hanya datang dari sosok Ibu. Buku yang merupakan kado untuk ayah ini berisikan 18 curahan hati dan 1 cerita pendek, kesemuanya sudah pasti bertemakan Ayah.
Menekuni esai-esai Ai otomatis membongkar kenangan saya pada sosok Abah. Kenangan yang kembali mengajarkan banyak hikmah, kesadaran atas besarnya kecintaan beliau pada anak-anaknya, sekaligus menunjukkan bahwa menyenangkan hati Abah pun bisa mengantarkan kepada surga. Ya, semua itulah yang ingin ditujukan Ai lewat bukunya.
Ah, saya jadi ingin menyelipkan tulisan lama yang terinspirasi dari buku Sang Pemimpi – Andrea Hirata
Ayahku juara satu sedunia...Judul: Surga di Telapak Kaki Ayah
Wajahnya mulai berkerut
punggungnya mulai ringkih
Tangannya mulai gemetar
usia telah menggerogoti tubuhnya
Tapi…
Keras perjuangan hidupnya diiringi dengan semangatnya yang tak kenal patah
Tantapannya lembut diiringi dengan senyumnya yang tak pernah padam
Kata-katanya penuh makna diiringi dengan candanya yang tak pernah lenyap
Aku ingin berteriak
Ayahku Juara Satu Sedunia!!!
(19 Oktober 2007)
Penulis: Sari Yulianti
Penerbit: LeutikaPrio
Cetak: Pertama, Mei 2011
Tebal: vi + 51 hlm
Bintang: ***
:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
hwaaa.. kok review-nya bagus siih? *loh, memangnya aku mengharapkan yang bagaimana? ^^a
ReplyDelete*orang keren komen nih mba :p
weh, udah 74% tercapai ya buku yang dibaca. Mantap... keren. Semoga tercapai sampai 150. Semuanya udah di-review? *OOT*
ReplyDeletemana ada surga di telapak kaki ayah,,hehe
ReplyDeleteehhh biasanya banyakan tulisan tentang ibu, yang ini malah tentang ayah, kayaknya bagus ya..jadi kangen si papa! =D
ReplyDelete