Dark Goddess (Billi SanGreal #2)


“Aku mencintainya dan aku membunuhnya. Aku tidak memiliki pilihan” [h.322]

Membunuh bukan hal yang menyenangkan, kecuali bagi seorang psiko. Billi SanGreal tidak pernah memilih untuk menjadi seorang templar yang jalannya selalu bersimpangan dengan membunuh. Hidup yang menuntunnya untuk bertindak sebagai pelindung umat manusia dengan pedang yang siap membabat Yang Tak Kudus.

Ancaman atas ketentraman umat manusia tak pernah usai, kali ini bumi terancam dengan ada penyihir kuno, Baba Yaga, yang ingin mempercepat datangnya kiamat. Namun, Baba Yaga membutuhkan Vasilisa untuk dapat mewujudkannya karena kekuatannya yang dapat mengendalikan alam. Sosok kunci Vasilisa, sang anak musim semilah yang kemudian menjadi rebutan antara ordo templar dan loony, manusia serigala yang menjadi pengikut Baba Yaga.

Dilema memenuhi benak Billi jika gagal menghabisi Baba Yaga, dia harus membunuh sang Vasilisa yang terlanjur melunakkan hatinya. Keputusan pun semakin sulit ketika Billi terinfeksi darah manusia serigala yang otomatis membuatnya harus tunduk pada Baba Yaga. Alhasil, petarungan tidak hanya terjadi di luar tapi juga di dalam diri Billy.

Membaca awal cerita terdapat beberapa hal yang agak tidak sinkron dengan serial pertama; Devil’s Kiss. Semisal tentang Kay yang digambarkan Elaine sebagai sosok yang bisa melihat masa depan [h.47]. Padahal jika ditelusuri kembali, Kay tidak bisa melihat masa depan, kecuali saat pertama kali bertemu dengan ordo templar. Sebenarnya hal tersebut tidak berpengaruh pada cerita, tapi tetap saja rasanya agak janggal.

Terlepas dari ketidak-sinkronan, saya berani berkata petualangan Billi SanGreal kali ini lebih seru dibandingkan ketika berhadapan dengan Malaikat Agung, Michael. Pertarungan hampir tidak pernah surut, perasaan waswas dan merasa diintai terus menghantui sejak awal cerita, bahkan saat cerita berbaur dengan romantisme, tidak membuat kisah menjadi lembek.

Kekuatan alam akan selalu menang

Satu lagi yang membuat buku ini menjadi spesial, adalah isu lingkungan yang diusung hingga membuat Dark Goddess bukan sekadar cerita fantasi ‘kosong’. Bobroknya bumilah yang menjadi latar belakang keputusan Baba Yaga untuk mempercepat kiamat. Sehingga agak sulit untuk tidak memaklumi [bahkan mendukung] alasan sang antagonis, ketika secara realita alam memang mulai memasuki kondisi sekarat.

Saya sedikit menganjurkan kalian membaca Devil’s Kiss sebelum Dark Goddess supaya keningmu tak perlu berkerut saat Billi karena mengingat masa silam. Namun, jika tidak pun tak apa karena jalan ceritanya sendiri tidak terlalu dipengaruhi oleh serial pertamanya. Oiya, jempol untuk desain sampul Dark Goddess, I Like it!

Judul: Dark Goddess (Billi SanGreal #2)
Penulis: Sarwat Chadda
Penerjemah: Ferry Halim
Penerbit: Atria
Cetak:Pertama, September 2011
Tebal: 480 hlm
Bintang: ***

Seri lain Billi SanGreal
Devil's Kiss

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

Comments

Post a Comment

What Do You Things?