Knock Three Times



Tok tok tok!

Pernahkah kamu berpikir, tiga kali ketukan akan mengantarkan pada sebuah petualangan yang tak terduga? Petualangan yang mempertemukanmu dengan teman-teman baru dan mengajarkan tentang banyak hal; petualangan yang aneh, unik, dan menarik; dan kesemua pertualangan itu tersembunyi di balik pintu. Hmm, sedikit mengingatkan pada cerita Coraline dan Alice in Wonderland yang juga harus melewati pintu untuk bertemu dengan petualangannya.

Ya! Sebuah pintu ternyata bisa menyimpan kejutan yang tidak disangka-sangka. Begitupun yang terjadi pada si kembar, Molly dan Jack. Molly tidak menyangka hadiah bantalan jarum dari Bibi Phoebe, yang sempat mengecewakannya, ternyata mengantarkan dia dan Jack ke Dunia Mungkin. Si Labu Kelabu, jelmaan dari bantalan jarum, ternyata menimbulkan kegemparan dan ketakutan bagi penduduk Dunia Mungkin. Hanya satu solusi untuk mengatasi kegelisahan itu, yaitu mendapatkan Daun Hitam. Sulitnya, Daun Hitam tumbuh di tempat yang tidak bisa ditentukan, dan hanya muncul selama 13 hari. Maka, raja pun membagi para sukarelawan untuk meneliti setiap jengkal wilayahnya untuk menemukan Daun Hitam.

Melihat kondisi yang tidak mengenakan, Molly dan Jack memutuskan untuk turut mencari Daun Hitam. Dengan berbekal peta bagiannya. mereka melewati banyak tempat, Hutan Jingga, Dataran Goblin, hingga Danau Sunyi, yang kemudian bertemu dengan orang-orang dengan berbagai karakter. Seperti yang sering dikatakan penduduk Dunia Mungkin, bahwa manusia dari Dunia Mustahil, sebutan untuk dunia nyata, selalu beruntung, sebagian besar petualangan Molly dan Jack terbilang cukup mulus. Hanya sekali ketidak-beruntungan menimpa mereka ketika Jack terkena sihir Labu Kelabu di atas jembatan.

Pencarian Daun Hitam, kerap mendapat aral melintang dari para pengikut Labu Kelabu. Keberanian mengambil keputusan dan kecerdikan dalam bertindak tokoh Molly dan Jack untuk mengatasi tipu daya musuh dapat diambil pelajaran sepanjang kisah si kembar. Selain itu, tersimpan juga pelajaran bahwa tidak selamanya kebaikan dibarengi dengan niat yang tulus. Berkali-kali tertipu membuat Molly dan Jack harus terus berhati-hati ketika berhadapan dengan orang-orang yang tidak dikenal.

Kisah petualangan Molly dan Jack cukup menegangkan, dan menurut saya akan terasa mengasyikan jika diceritakan pada anak-anak dengan intonasi yang menarik. Cara penerjemah mendeskripsi Hutan Jingga, rumah Tuan Papingay, Danau Sunyi, dan tempat-tempat lainnya terasa nyata dan mendebarkan. Coba simak deskripsi keheningan Hutan Jingga hasil terjemahan Mutia Dharma pada paragraf di bawah ini,

“Segera setelah anak-anak memasuki hutan, semua tanda-tanda kehidupan sepertinya menghilang. Semuanya begitu hening. Tidak ada nyanyian burung-burung atau suara kepak sayapnya di atas kepala mereka. Tidak ada binatang-bintang kecil yang berlari terbirit-birit di atas hamparan daun-daun kering atau mati di atas tanah. Tidak ada angin sepoi-sepoi yang menyentuh daun-daun keemasan di pohon.” [h.151]

Terbayang dengan mudah kan, bagaimana suasana Hutan Jingga? Tidak hanya deskripsi yang berhasil dialih-bahasakan, tapi juga jalan ceritanya, sehingga pembaca bisa menikmati petualangan Molly dan Jack tanpa kening berkerut.

Judul: Knock Three Times
Penulis: Marion St. John Webb
Penerjemah: Mutia Dharma
Penerbit: Atria
Cetak: Pertama, Mei 2010
Tebal: 258 hlm
Bintang: ***

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

Comments

  1. wuiihh.. kayaknya bagus untuk bacaan ringan :D :D

    ReplyDelete
  2. Loh? komenku hilang? Aku juga lagi baca buku ini. Deskripsinya memang keren, membawa kita seolah berada di dalamnya :)

    ReplyDelete
  3. @miss U: yup, menyenangkan di kepala ^^

    @enggar: iya mbk, nyaman banget bacanya

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?