Poconggg Juga Pocong; Taktik Pemasaran yang Ciamik

“Pocongggg Juga Pocong” pertama kali saya lihat di forum kaskus. Awalnya kukira orang sedang bercanda saat dia menuliskan rela membayar 75.000 demi mendapatkan buku tersebut. Tapi, semakin hari ternyata peminat buku ini mulai memenuhi thread-thread di kaskus. Saat mampir ke Gramedia Matraman, ternyata Poconggg Juga Pocong mengalahkan buku “2” di tangga tertinggi top request. Walaupun kabarnya di twitter dan di sana-sini sangat heboh, saya tidak terlalu tergugah karena di Goodreads sendiri suasana adem ayem.

Saya baru penasaran begitu adikku yang amat sangat jarang sekali menyukai buku, tiba-tiba nagih untuk dibelikan buku tersebut. Bisa jadi karena ni anak ketularan euforia #PJP di twitter. Okelah, sembari membelikan adik buku ini, saya pun dengan senang hati membuka plastik dan membacanya duluan, sebelum dikirim ke Malang. Hasilnya, sebagian besar cerita si Pojonggg saya lewati dengan suasana yang tenang dan damai, jauh dari efek terbahak-bahak, ketawa jungkir-balik, yang kabarnya sering terjadi pada si pembaca.

Dari sanalah saya mulai berpikir sepertinya faktor ‘U’ (usia) sangat berperan. Masih terekam di kepala, bagaimana dulu, saat masih kuliah semester-semester awal, saya sampai terbahak-bahak membaca Kambing Jantan-nya Raditya Dika. Lucu, konyol, dan bisa jadi karena buku yang diambil dari blog ini merupakan genre baru di dunia perbukuan. Tapi begitu menjejak di dunia kerja, dan mencoba membaca buku itu lagi, tak ada tawa, tak ada ‘goncangan perut’ a.k.a ketawa ngakak, yang ada hanya suasana datar. “Koq bisa, dulu aku ketawa ngakak baca buku ini.” T.T

Buku PJP ini hampir setipe dengan KJ, sama-sama diambil dari blog dengan gaya bercanda yang hampir mirip. Nah, bisa jadi saya bakalan ketawa jungkir balik, kalau membacanya 6-7 tahun yang lalu. Sekalinya saya tertawa, adalah pada bagian Poconggg ‘nembak’ cewek dengan kisruhan dari si Melly Goeslow. Sesudah itu ya sudah dan ya sudah, semua kembali mengalir dengan garing. Namun, di sisi lain, banyak pemikiran atau sindiran penulis yang layak ‘dipertimbangkan’ kaum muda –kaum tua juga boleh. Semoga saja, para kaum muda ini tidak hanya sekadar ketawa-ketiwi tapi juga merenungkan apa yang sebenarnya ingin disampaikan si Poconggg Syahreza ini.

Terlepas dari tak ada tawa dalam momen kebersamaan dengan PJP, saya salut dengan trik pemasaran yang mungkin dipersiapkan pihak marketing bukune dan si penulis. Sebelum lauching, si Poconggg *nama aslinya sapa sih?* mengadakan semacam konseling dan lomba komentar gokil yang nantinya, bagi pemenang, akan ditampilkan di buku PJP. Sudah pasti pengikutnya banyak banget, dan sudah pasti pada penasaran apakah ‘kiriman’ mereka tampil di halaman buku. Belum lagi video fans Poconggg yang keliling mall demi meminta ID twitternya masuk buku PJP. Sungguh brilian hehehehe… karena taktik seperti ini diterapkan baru pertama kali di Indonesia. Hasilnya, PJP sukses ‘lahir’ hingga cetakan ke tujuh –pas buku yang kubaca, gak tau sekarang udah nambah atau belum.

Judul: Poconggg Juga Pocong
Penulis: @poconggg
Penerbit: Bukune
tebal: 142 hlm
kunjungi: http://parcelbuku.com

Comments

  1. buset!!! udah cetakan ketujuh aja?? gilak.
    emang ya, kekuatan promosi di twitter (yang digemari anak muda) ngga ada duanya. bener2 promosi yang ciamik, meskipun seperti kata mba sinta, semakin tua semakin ngga ngerti lucunya dimana. (sigh.. seberapa tua sih aku)

    aku emang belom baca sih mba, tapi udah kebayang lah kaya apa isinya dari reviewnya mba sinta. Dan tambahan, sekarang ini aku sendiri lebih menghindari buku2 yang promosinya heboh tapi di goodreads masih adem ayem. beda kalo di kalangan BBI udah heboh, tapi promosinya malah biasa aja, dijamin milih yang kategori terakhir ini. hihihi..

    ReplyDelete
  2. idem An, kayaknya lebih valid bukunya klo yang heboh BBI atau GR :))

    ReplyDelete
  3. heboh PJP ini sebenarnya dari followers si pocong sendiri. Aku sih nggak terlalu berminat beli mbak, kecuali dipinjemin heheh. Apalagi aku lumayan takut sama pocong (lumayan? --")

    ReplyDelete
  4. salut loh sama buku ini, hampir menyaingi laskar pelangi bahkan xD
    cocoklah buat pas malas mikir dan pengen ketawa2

    ReplyDelete
  5. @Maya: sepertinya begitu, mereka heboh karena penasaran nama mereka ada dalam buku or not

    @clara: ho oh, hebat ya bisa nyaingin LP, padahal isinya mah jaoh :P

    ReplyDelete
  6. bener bangeeet =) sejak adanya twitter emang sistem pemasaran termasuk buku jadi menggila ya..gak worth it kadang2 diikutin, tapi emang bikin penasaran sih..hihi...

    ReplyDelete
  7. mbak Sin, pindah sini rupanya. di eMPe sudah menghilang

    ReplyDelete
  8. kayanya salah deh kalau dibilang mbak enggak ketawa karena faktor usia .saya masih 18 tahun dan teman-teman saya semua heboh baca buku ini sampai akhirnya tadi saya ikutan beli .cuma dua jam dan buku ini habis tanpa tawa .saya masih muda dan saya juga tidak tau di mana letak kelucuan buku ini .sepertinya orang-orang hanya heboh memberitakan padahal isinya biasa saja .atau mungkin krn buku macam ini bukan genre favorit saya ? hmm ,entahlah .. dua bintang dari saya .

    ReplyDelete
  9. aisyah maulidina said... saya masih 18 tahun

    kita sebaayaaaa..!

    ReplyDelete
  10. hmmmm... iya c.. cz wktu SD-SMP La jg suka ktawa2 smpe kek orgil pas baca manga *asli, otaku banget,,,! maniac...!!!* tapi mulai masuk SMA dah ngga ngerti lagi dimana lucunya... paling suka manga2 yg romantis doank skrg :)

    ReplyDelete
  11. What a wonderful marketing information? Now a day, people are very much interested in marketing because it is the best way to make money.

    ReplyDelete
  12. Really meaningful information about these applications and you are a great reviewer, I will definitely try these applications. Thanks a lot for spreading this information here.

    ReplyDelete
  13. Buku itu cukup inspiratif ah. mungkin org indonesia udh sering denger yg bikin stres kyk korupsi, pornografi, kerusuhan, kriminal dll. Jd ga ada salahnya mnghadirkan hiburan dgn buku yg bisa bikin ketawa wlau sejenak... dan laris adalah salah satu bukti bahwa buku itu memang layak terjun di pasaran Indonesia :D

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?