Warepacker


Hidup adalah menghidupkan hidup dengan menyelesaikan segala masalah yang kemudian membuat manusia semakin dewasa. Seperti halnya dalam kehidupan Nur, masalah berdatangan tanpa bisa direm. Berawal dari masalah perekonomian keluarga, Nur mengambil langkah menjadi perantauan di Surabaya. Kondisi yang serba kekurangan membuatnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke STM jurusan Perkapalan, dengan harapan dapat segera mendapat pekerjaan setelah lulus nantinya.

Jurusan yang sebenarnya lebih diperuntukkan pada kaum adam ini, membentuk Nur menjadi sosok yang cenderung maskulin, dengan gaya cuek dan potongan rambut ala pria. Walaupun memiliki “potongan” maskulin, Nur masihlah sosok perempuan yang didominasi dengan perasaan. Terbukti ketika hatinya tersangkut pada senior yang menjadi idaman para perempuan di sekolahnya. Awan adalah sosok senior yang dingin dan tidak pernah memedulikan perempuan-perempuan yang menaruh hati kepadanya. Kenyataan itulah yang membuat Nur harus memendam dalam-dalam perasaan yang kerap muncul di benaknya. Di luar dugaan, Huda, sahabat Awan yang sering memancing pertengkaran dengan Nur, menaruh hati pada gadis asal Pati ini. Dilema memenuhi dirinya.

Sedangkan Awan berang setiap mendengar sahabatnya berkali-kali menceritakan perasaannya terhadap Nur. Rasa berang yang terpaksa harus disembunyikannya rapat-rapat agar pria yang dia cintainya ini tidak pergi. Awan adalah gay. Kebimbangan dan sakit yang terus-menerus menusuk hati membuatnya mengambil tindakan yang berakibat fatal. Dampak yang membuat Awan terpuruk sekaligus menyeretnya semakin dalam dengan dunia gay lewat pertemuannya dengan Dedi.

Di sisi lain, pertemuan Nur dengan Mbak Mala, seorang perempuan dengan hijab yang terjaga, memberinya hidayah atas kewajiban menutup aurat bagi perempuan. Lagi-lagi Nur dihadapkan pada dilema saat cahaya Islam mulai menerangi hidupnya. Perang pikiran pun tak berkesudahan memenuhi batinnya. Kemelut pun tercipta ketika mengetahui pentingnya menjaga hati dihadapkan dengan cinta yang membuncah. Tidak berhenti pada kemulut hati, kegelisahan juga hadir saat muncul kesadaran atas perintah berhijab berbenturan dengan aturan sekolah. Apalagi ketika tekad berhijab sudah bulat, Nur dikejutkan pada perubahan hijab dari Mbak Mala. Sungguh, naik-turun keimanan yang tidak dapat diperkirakan.

Sarat konflik, itulah yang terasa ketika membaca perjalanan hidup tokoh Nur dan Awan. Penulis yang juga berprofesi sebagai editor lepas ini, memberikan variasi konflik dalam bukunya yang mempunyai setting waktu cukup lama---dari Nur sekolah hingga bekerja. Namun berlimpahnya konflik membuat beberapa terasa mubadzir, seperti kurang cocoknya Nur dengan teman sekamarnya Nita, yang membuat bertanya-tanya tentang pengaruhnya dalam cerita; atau kisah hubungan Awan dan Dedi yang kurang terasa greget sehingga membuatnya seperti bukan bagian penting dalam cerita. Beragamnya konflik terbilang menarik, hanya saja penyajiannya lebih banyak menggunakan narasi, membuat emosi para tokoh kurang terbaca.

Selain sarat konflik, buku terbitan masmedia ini juga sarat renungan. Tanpa berkesan menggurui, banyak hikmah tersirat dari kisah hidup para tokohnya. Bagaimana hijab tidak menjadi penghalang perempuan dalam bekerja, sekalipun di bidang yang seharusnya diisi pria, bahkan sama sekali tidak merintangi untuk membenahi atap rumah yang bocor. Bagaimana hidayah dapat dengan mudah dicabut ketika manusia tidak dapat memeliharanya dengan baik seperti yang terjadi pada tokoh Mbak Mala. Bagaimana sewajarnya orang tua menjaga dan memperhatikan anaknya sehingga tidak menyisakan luka dalam yang nantinya sulit untuk disembuhkan. Dan bagaimana Allah selalu memberi rajutan terbaik di setiap ujung perjalanan kehidupan hambaNya yang bersabar.

Judul : Warepacker
Penulis : Indarpati
Penerbit : Masmedia Buana Pustaka
Tahun : Juli 2009
Genre : Romance
Tebal : 248 halaman
ISBN : 978-602-8350-76-1

Comments

  1. Thanks Reviewnya... Seru dan penuh hikmah keknya ya, meski ada bocorannya kalo sarat konflik menjadi mubadzir karena tak berkaitan ya...
    Siiip Mbak Reviewnya, thanks Lagih... :-)

    ReplyDelete
  2. Maap, hanya pengin jadi orang keren versi anda... :-D

    ReplyDelete
  3. Wanita, dalam keadaan apapun memang harus selalu kuat mbak
    thanks for sharing

    ReplyDelete
  4. Seperti jalan cerita dalam buku ini memang menggambarkan realita kehidupan dewasa ini, namun banyak makna & renungan yang terkandung di dalamnya membuat buku ini patut untuk di baca...

    ReplyDelete
  5. Boleh di coba baca tuh..... selama ada pesan2 yang baik, kita kan juga dapat ilmu.. salam kenal

    ReplyDelete
  6. mampir di sela hujan. baca-baca review keren disini. jadi penasaran juga mau baca.

    ReplyDelete
  7. Sepertinya menarik. Jadi pengen baca.

    ReplyDelete
  8. thanks buat reviewnya ya
    keliatannya bukunya bagus ^^

    ReplyDelete
  9. review yang bener-bener pengen baca, hehehe, keran mba sintha :), Nur kenapa engkau begitu, heheh

    ReplyDelete
  10. Jadih Orang Keren Lagih Mbak Shinta Nisfuana... :-)

    ReplyDelete
  11. gogogogo semangat...semangat,,,,,,sukses selalu ya,,salam dari pakde ngawur

    ReplyDelete
  12. review yang membantu kita2 mendapat gambaran sebelum beli ato pinjam buku ini

    ReplyDelete
  13. Review-nya mantap mbak... jadi punya gambaran nih tentang buku itu.
    Tapi kenapa judulnya "warepacker" ya?

    ReplyDelete
  14. Aku jadi penasaran dengan latar belakang Awan. Apakah diceritakan masa lalu Awan yang membuat dia menjadi Gay mbak..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada mbak, sedikit. Kilas balik. Salam kenal, saya penulisnya. hehe

      Delete
  15. Mbak Shinta, aku iseng2 search, ketemu reviewmu ini. Thanks ya.

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?