Kelas Dua di St. Clare


“Kalian jadi berpesta rupanya? Kapan? Kata Elsie.

“Sewaktu kami diculik,” kata Carlotta dengan serius. “Aduh Elsie ----Kejadian itu tegang sekali! Tahu-tahu ada orang datang malam-malam---lalu kami semua diculik olehnya---tapi kemudian kami menawarkan sepotong kue tart ulang tahun, dan para penculik begitu senang memakannya, sehingga kami dibebaskan kembali!” [hal 209]

Keisengan Carlotta kumat ketika menghadapi Elsie yang sebelumnya ingin merusak pesta ulang tahun Carlotta, yang diadakan pada tengah malam. Pengaduan Elsie pada Bu Jenks dengan dalih anak-anak menjadi korban penculikan, berhasil digagalkan dengan cerdik, bahkan membuat Elsie sendiri kena batunya. Keculasan Elsie membuatnya dibenci semua murid kelas dua, bahkan berakibat jabatan sebagai ketua kelas dua dicopot dengan paksa, dan diserahkan secara mutlak kepada Anna. Dan kali ini, Carlotta berhasil membuat Elsie semakin tidak berkutik dengan celoteh isengnya.

Sebenarnya tokoh utama pada buku ini adalah si kembar O’Sullivan, tapi karakter Carlotta benar-benar seru. Mantan pemain sirkus ini memiliki gaya blak-blakan yang sering membuat tertawa, walaupun aksinya menempeleng Mirabel karena habis kesabaran melihat tingkah Mirabel yang sering membuat rusuh kelas di awal semester, sempat membuat dahi berkerut.

Lain Carlotta, lain juga Mirabel. Dia adalah salah satu murid baru yang menjalankan aksi pemberontakan karena dikirim ke St. Clare. Aksi itu dia lakukan di mana-mana, di kelas dia selalu membuat rusuh pada jam pelajaran sehingga banyak waktu yang terbuang, di ruang berkumpul dia terus menerus menyatakan dirinya tidak menyukai St. Clare dan akan segera keluar dari pada pertengahan semester.

Tingkahnya begitu menjengkelkan, dan terus berjalan sampai Gladys, yang sering dipanggil si Loyo, menghardik tingkah Mirabel di sebuah pertemuan yang tidak terduga. Hardikannya membuat Mirabel berpikir, dan menyesali kejelekannya. Akhirnya dia pun memutuskan untuk memulai dari awal dan menjadi anak baik, tapi rupanya keinginannya tidak berjalan mulus ketika berbenturan dengan “pelajaran” yang mulai digencarkan teman-teman sekelas.

Konflik demi konflik membuat suasana asrama terkadang “panas”, tetapi berkat kejahilan Bobby dan Janet yang tak pernah kehabisan ide, ditambah dengan kehebatan Doris menirukan gaya, termasuk gaya Matron, si perawat sekolah dan Mam’zelle, kelas juga menjadi tempat yang penuh dengan kelakar. Untunglah di dalam kerusuhan tingkah Carlotta, Bobby, Janet dan Doris, masih ada si kembar O’Sullivan dan Hillary yang memiliki kedewasaan berpikir dan bijak. Beragamnya manusia membuat kondisi kelas menjadi lebih hidup.

St. Clare adalah sekolah asrama khusus perempuan yang dikepalai oleh Bu Theobald, seorang wanita yang sangat bijak sekaligus berwibawa, sehingga setiap anak tidak ingin membuat masalah jika nantinya harus berhadapan dengannya. St. Clare benar-benar menyenangkan, dengan guru-guru yang—jujur---membuat saya iri, kecuali Bu Quentin. Untuk murid kelas dua, mereka akan mendapat wali kelas, Bu Jenks, untuk guru yang satu ini saya menyukai sikap tegasnya yang tanpa menjadi menakutkan.dan cara berpikirnya yang open minded. Selain itu, ada juga Mam’zelle, guru bahasa perancis yang galak tapi memiliki selera humor tinggi, bahkan masih bisa tertawa ketika menyadari dirinya menjadi korban keisengan murid-muridnya---ada gak yah guru yang kayak gini?

Dan yang pasti, setiap kali membaca serial asrama dari Enid Blyton, rasanya sekolah bukan sesuatu yang memberatkan.

Judul : Kelas Dua di St. Clare
Penulis : Enid Blyton
Penerjemah : Agus Setiadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Ketiga, April 1991
Tebal : 260 halaman

NB: Makasih Mbak Rin, hadiahnya menyenangkan ;) hmmm…inget gak, ngasih buku ini kapan?? *saking luamaaanya!* :P

Comments

  1. karya-karya Enid Blyton memang khas ya. Keren banget pengaturan plot dan teknik penokohannya.

    ReplyDelete
  2. aku juga udah baca nih. seru ceritanya.

    ReplyDelete
  3. wah lama gak mampir kesini... dan setiap mampir pasti disuguhin buku yang mat lezat.... :D keep sharing...

    ReplyDelete
  4. eh baru sekali baca st Claire dan itu udah lama banget...wkwkwkkwkw...ceritanya menghibur dan ringan sih ya....

    ReplyDelete
  5. wah, aku comment nih, berarti aku orang keren dong, hehe..

    eh, bukunya kayaknya seru tu, berat tapi ringan (gimana coba?)..

    salam kenall..

    ReplyDelete
  6. cerita yang menarik,biasalah dunia anak dimana-mana ada yang nakal

    ReplyDelete
  7. Wah, jadi inget masa kecil dulu, baca serial si kembar ini. Dulu zamannya aku sih di tahun 1980-an (hihi ... keliatan tuek ya aku!)
    Karya Enid Blyton memang keren. Saya juga suka Lima Sekawan, Serial si Badung dan Sapta Siaga.

    Trims ya, Sinta

    ReplyDelete
  8. salam sobat
    wah cerita diculiknya,, seru banget si CARLOTTA,
    ini tokohnya ya,,,
    jadi pingin baca terus ceritanya,,
    karena saya belum pernah baca.

    ReplyDelete
  9. waaaa inget wkt SD baca buku serial ini sampe tamat... emang seru bacanya ya teh.... apalagi buku gratisan wkwkwkwk..
    senengnya dpt hadiahh buku.. jiah....

    ReplyDelete
  10. Ini adalah buku kegemaranku mbak..
    Semoga dicetak ulang... karena kemarin waktu aku ke Toga Mas Madiun, aku menemukan seri Malory Towers...

    ReplyDelete
  11. Wah, ini keren! Reviewnya manis sekali!

    ReplyDelete
  12. Enid Blyton, entah bagaimana senang menulis novel-novel ber-setting sekolah asrama. St Clare, Mallory Towers, Elizabeth.. Selalu tipikal ceritanya sama. Ada anak baru yang sok dan manja, ada anak yang bandel dan membuat kelucuan, ada anaknya guru yang tipe penjilat.

    St Clare Kelas Dua ini sebenarnya belum terlalu ramai. Tunggu nanti saat mereka sudah kelas lima, waktu kedatangan Claudine keponakannya Mam'zelle. Itu baru lucu..

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?