Kabar Bunga


Setiap cobaan adalah pertanda akan adanya peralihan, kalau mampu melewati dengan penuh keberanian dan keimanan. Sungguh Allah-lah yang Maha Tahu! (hal 483)

Keberangkatan Wulan ke Jakarta untuk mendapatkan pekerjaan, demi membiayai berobat Pak Handoko, bapaknya, serta sekolah adiknya, ternyata tidak berjalan dengan mulus. Tanpa diduga, malah menjadi awal mula terjadinya huru-hara di kampungnya. Wulan tertangkap kamera wartawan ketika terkena razia di lokalisasi. Sosok Wulan yang sholehah seketika lebur bersama maraknya warga kampung mencapnya sebagai pelacur. Sebuah kondisi yang membuat adiknya, Ratih terpuruk.

Pernikahan Wulan dengan Mamat pun terancam hancur. Khitbah yang telah disampaikan, seketika tak berlaku karena keluarga Mamat amat menentang setelah beredarnya kabar tersebut. Mamat terguncang dengan berita yang hadir di pelupuk mata. Kondisinya sebagai lelaki cebol, tak akan semudah itu menemukan pengganti Wulan, seperti yang diinginkan orang tuanya. Dalam kegelisahannya dan masih memedam cinta, Mamat memutuskan pergi ke Jakarta mencari Wulan. Namun takdir malah mempertemukannya dengan Maya, seorang pelacur cantik penebar HIV.

Bagaimana dengan Wulan? Ternyata Biro Penyaluran Tenaga Kerja yang seharusnya memberinya pekerja di Jakarta, hanyalah penipu. Melihat Wulan yang kebingungan, Pak Hamdi merasa kasihan dan menawarinya untuk menginap di rumahnya. Bertemu dengan Bu Siti, istri Pak Hamdi, yang sinis membuat Wulan tidak menyadari di mana sebenarnya dia menumpang tidur. Ketika malam hadir, terjadi lah penggerebekan besar-besaran di wilayah rumah Pak Hamdi dan Bu Siti, yang tak lain adalah lokalisasi.

Wulan pun terseret ke panti rehabilitasi. Kepedihannya berlanjut dengan penolakan permohonan Wulan kepada pengelola atas jilbab dan mukena yang tak sempat dikenakannya ketika ditangkap. Jerit hatinya semakin keras, panti terselubungi dengan pemurtadan. Keimanan pun diuji. Tak ada satu pun di dunia ini yang tak berhikmah, begitu pun dengan ter”penjara”nya Wulan. Lewat panti tersebut, nantinya akan ada jalinan masa lalu, dari pertemuannya dengan Asih dan sebuah diari milik Sabrina di mushola panti.

Akhirnya Wulan pun mendapatkan jalan untuk minggat dari panti. Namun, kebingungan akan tempat tinggal membuatnya berjalan tak tentu arah. Pencarian tempat berteduh berujung dengan pertemuannya dengan Sapto, bocah laki-laki yang pingsan di tengah jalan, dan Siska yang membantunya menolong Sapto. Berawal dari pertemuan itu, Siska kemudian memberikan limpahan harta, bahkan jabatan sekretaris pribadi kepada Wulan, dengan niat licik yang terpendam dalam otak binatangnya.

Tanpa diduga, Sapto ternyata adalah anak Asih. Kisah Asih pun menjadi warna dalam jalinan cerita dalam buku ini. Asih adalah sosok perempuan yang dijual orang tuanya sebagai pemuas nafsu bejat kaum lelaki. Orang tuanya yang tak lain adalah Pak Hamdi dan Bu Siti, memaksanya menjadi mesin pencetak uang bagi keluarga. Kegelisahannya kerap datang ketika Sapto menunjukkan gejala aneh, sering memukul-mukulkan kepala ke tembok. Membulatkan keinginan Asih untuk kabur dari rumah.

Bertetangga dengan Sugeng, menumbuhkan rasa cinta dalam diri Asih, apalagi ketika melihat Sapto seperti mendapatkan sosok ayah pada diri Sugeng. Namun, masa lalu dan pekerjaan sering membuatnya memendam perasaan yang sedikit demi sedikit terpatri di benaknya. Seperti halnya Sugeng yang ternyata juga merasakan hal yang sama, tetapi lagi-lagi masa lalu yang kelam membuatnya menunda-nunda untuk mengutaraan perasaannya. Masa lalu masing-masing yang nantinya akan terjalin dengan memilukan.

Ternyata kesuraman perjalanan Wulan semakin menguak tabir misteri kehidupannya. Usaha Siska menyembunyikan Wulan ke vilanya, mempertemukannya dengan Pak Salimin, penjaga villa. Sebuah kenyataan bahwa Asih, Sugeng, Sapto, Sabrina, Anton, Bu Siti, Pak Hamdi, Siska bahkan Bi Ranti merupakan kunci mozaik hidupnya yang tersimpan dalam lemari masa silam.

***
Marsiraji Thahir. Tidak banyak keterangan tentang latar belakang penulis dalam buku terbitan Qish U ini. Hanya tempat kelahiran dan sedikit kegiatan sebagai penulis puisi dan prosa. Lewat pemilihan diksi yang apik, tak diragukan kalau beliau memang seorang penulis puisi. Selain peran diksi, kecerdikan penulis dalam merangkai simpul-simpul tokoh menjadi jaring-jaring yang berkaitan satu dengan yang lain, memberikan kejutan, rasa penasaran sekaligus kekuatan dalam mempertajam alur dan plot kisah.

Tetapi, mengalirnya cerita sedikit terusik dengan adanya beberapa kesalahan typo
- “Setelah ada kesepatakan, Pak Iskandar………..” [hal 208]
- “………buat Siska bisa memimpin perusahan……[hal 238]
- “Atau, jangan-jangan Sika sudah berubah seperti …….. [hal 311]
- “Bukan-bukan,” jawab Sugeng cepat-cepat. >> seharusnya disitu tokohnya Anton [hal 364]
- “Dan kami memang sudah akbrab dengan Sugeng!” [hal 407]
- “…Biarlah Mbak Sabrina menjadi suami Mas Anton.” >> seharusnya kata suami adalah istri. [hal 442]
- “Sugeng memakai penutup kepala, kemudian mengelurkan pistol rakitannya…. “ [hal 456]
Perlunya pembenahan typo akan memberikan kenyamanan bagi pembaca.

Berbagai kerumitan hidup dari masing-masing tokoh memendam hikmah kepasrahan, sindiran atas realitas sosial yang menggelisahkan, tentang canda gurau manusia dengan dendam, amarah dan kejahatan, usaha manusia membenahi diri dari masa lalunya yang suram. Dan hikmah terlezat dari karya Marsiraji Thahir ini, adalah bahwa di balik segala isak tangis dan keterpurukan tersimpan kasih sayang ALLAH yang tiada berbatas.

Judul Buku : Kabar Bunga
Penulis: Marsiraji Thahir
Penyunting: Yusuf Maulana
Penerbit: Qish U
Terbit: 2008
Tebal Buku: 492 halaman
ISBN: 9792574115
Harga: Rp. 44.000 [sebelum diskon 15 %]

Comments

  1. wow
    bukunya penuh intrik deh,keknya bagus...brati udh dibaca?

    ReplyDelete
  2. saya cuma engin sedikit menyimpulkan....dari sekian banyak resensi pasto bukunya shinta dah banyak banget yaaa.....q kagum deh sama yang hobby baca.....

    klo ada waktu qta share di face book yuuu

    ReplyDelete
  3. Novel Islami ya? Semoga sastra Islam menjadi alternatif utama pilihan masyarakat

    ReplyDelete
  4. Aku kira buku ini sama saja dengan buku-buku yang pernah aku baca..cerita yang menyiksa dada secara bertubi-tubi dan terus menerus ii membuat aku tegang dan penasaran

    Yaa dengan cara penulisan dan ulasan yang tepat jadi para pembaca terasa nyaman..T-O-P-B-G-T deeh buat mbak

    ReplyDelete
  5. meskipun aku belum baca bukunya.Harapanku.......wajah Wulan yg terekam tertangkap di lokalisasi...JANGAN MUDAH DIHAKIMI bahwa ia PSK.siapa sangka bahwa pulang kerja beneran untuk keluarga.
    Ini kalau aku jadi penulisnya..he..,he..,he..

    ReplyDelete
  6. Wah mbak,,keren abis reviewnya
    kalo mengupas sebuah buku selalu tuntas sampe abis..
    sukses terus ya..

    ReplyDelete
  7. wah kyknya bagus nih bukunya.. :)

    ReplyDelete
  8. Wah ulasannya lengkap dan teliti banget, sampai penulisan hurufnya......
    Aku jadi kepingin membacanya.

    ReplyDelete
  9. Aha ...sepertinya dari repewnya sudah terlihat arah ceritanya.
    KAlau urusan repew merepew emang bloh ini tak ada duanya.
    keyennnnnn.

    ReplyDelete
  10. Ngejengkelin ya kalo ada kesalahan typo kyk gitu. Kok kayaknya alurnya rada terlalu berbelit ya? Jenis cerita yg membuat tokohnya 'terlalu' menderita? Rasanya miris deh kalo baca yg kayak gitu

    ReplyDelete
  11. membaca reviw disini sepertinya ga perlu baca bukunya deh..kumplit

    ReplyDelete
  12. @kabasaran soultan: apa yang terlihat belum tentu seperti adanya ^^

    @mbak fanda: bukan berbelit-belit seh, tapi otak diajak berkonsentrasi dan merangkai tokoh

    @mbak nietha: hehehe...kumplit? padahal banyak kejutan yang gak kubuka di review ini. Banyak rasa penasaran yang masih terselubung ;)

    ReplyDelete
  13. jadi penasaran dengan keseluruhan ceritanya..

    ReplyDelete
  14. di balik segala isak tangis dan keterpurukan tersimpan kasih sayang ALLAH yang tiada berbatas.....sepakat!!! ^_^

    ReplyDelete
  15. woooowww lagi dan lagi review yang mantab hadir di sini.......mantab mbak....no comments :)

    ReplyDelete
  16. Naa, aku juga sering merasa terganggu kalau menikmati buku yang naik cetak dengan kesalahan-kesalahan yang ga seharusnya terjadi.
    Protes ke penerbitnya yuk ;)

    ReplyDelete
  17. emang sih, didunia ini mungkin ada yg hidupnya tersiksa mulu tapi pasti hatinya seperti emas. keknya novelnya bagus

    ReplyDelete
  18. ga bosen2 baca reviewnya..selalu menarik

    ReplyDelete
  19. Kok rumit juga ceritanya ya..? Banyak sekali tokoh yg dimunculkan yg secara kebetulan saling berkaitan...
    Nice review mbak..., detail lagi.. ! Mantap.. !!

    ReplyDelete
  20. Setiap ke sini, pasti semakin asyiiiks

    ReplyDelete
  21. Shin, sekarang bahasamu lain. Apa gara2 ikutan lomba yah? jadi tahu deh kekurangan dan kelebihan review2 buku Shinta sebelumnya hehehehe.. saluuutttt...

    ReplyDelete
  22. wah, kayaknya mengharukan nih ceritanya. setiap kesini aku dpt masukan ttg buku2 bagus. makasih ya.

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?