Setelah obrak-abrik blog multiply, nemu review lama sebuah buku yang menurutku masih menarik. Cuman gaya reviewku jaman dulu rada aneh, hasilnya bisa diliat sendiri. Semoga Bermanfaat ^^
Mataku tajam menatap sebuah rak di samping tetehku yang sedang memberi materi. Telingaku mendengarkan materi, tetapi mata ini tetap saja terfokus dengan isi rak kayu yang berukuran + 1 x 1,5 m. Hari ini kali pertamanya, kita berkumpul di rumah teteh, dan kali pertamanya aku mengetahui bahwa teteh mempunyai rak yang dipenuhi dengan buku....hwehehehehe....
Sebenarnya selain hobi membeli buku, aku juga hobi meminjam buku. Dan sudah menjadi langkah otomatis, jika di rumah seseorang dan melihat deretan buku yang terpanjang, mata akan terpaku ke sana.
Sepertinya teteh menyadari tingkahku saat itu, karena setelah materi selesai. Teteh membuka kaca yang melindungi deretan buku itu, dan mengambil dua buku, ”Ada yang mau pinjam buku ini?” aku pun tersenyum menyambut tawaran itu. Dua buah novel islami ditawarkan teteh untuk kami baca, sekejab salah satu buku sudah ditenteng temanku, tersisa satu buku yang dengan cepat aku ambil sebelum keduluan yang lain. Sebuah buku lama bersampul kuning dengan gambar wanita berjilbab lebar sedang duduk merenung diterpa cahaya. ”Cahaya di Atas Cahaya (CAC), judul yang indah,” batinku.
”Oke deh teh, aku pinjam,” kataku sambil memasukkan buku itu ke dalam tas.
***
Masuk ke sasaran utama...
Judul Buku: Cahaya di Atas Cahaya
Penulis: Izzatul Jannah
Penerbit: Asy Syaamil, Bandung
Cetakan: Pertama, 2000
Tebal: 143 halaman
Menjadi perempuan bagi saya adalah karunia sekaligus perenungan.
Sebab warna dunianya lebih bergradasi dibanding dunia laki-laki.
Konflik-konflik dalam menjalani peran kodratinya lebih variatif dan unik. Ujian kehidupannya pun lebih berwarna dan senantiasa harus memilih.
~Izzatul Jannah~
Seperti pengantar dari Mbak Izzatul Jannah, hampir sebagian besar cerpen di buku ini mengambil sosok wanita, wanita yang dipenuhi dengan berbagai konflik hidup, kisah Bhernadetta yang mendapatkan cahaya Allah dari ayat-ayat yang dilantunkan Aisyah, teman sekamarnya yang juga adalah sosok yang sangat dia benci; kisah Maya yang berakhir tragis, karena keinginan mendapat perhatian orang tuanya tak kunjung diperolehnya; Srinah, sosok pelacur yang ingin menikah dengan seorang guru ngaji.
Buku CAC juga dipenuhi dengan kejutan seperti tersirat dalam kisah Rahasia Ibu, sebuah rahasia yang akhirnya terkuak dan membuat shock sang putri, Kisah Rompas, anak jalanan yang menarik perhatian seorang wartawan dan menjadi headline news.
Walaupun tema utama buku ini sebagaian besar adalah wanita, bukan berarti label novel cengeng langsung ditancapkan begitu saja. Terbukti dengan kisah-kisah intifadhah yang cukup mengguncang, pembelotan seorang anak kepada ayahnya sendiri; ketegaran seorang ibu melindungi perjuangan putranya dan kisah pernikahan jihad yang berakhir dengan kematian.
Wah...perasaan pembaca benar-benar dibuat mengikuti alur cerita...
Sempurnakah buku ini??
Tidak. Setiap buku pasti memiliki kelemahan. Aku menangkap sebuah kisah datar di antara kisah-kisah penuh kejutan, Fafa Kembalilah, sebuah judul yang berkisahkan tentang seorang sahabat yang sempat meninggalkan ”jalan-lurus”, menurut pandangan subyektifku kisah ini terlalu datar (walaupun aku sendiri masih belum sukses untuk menulis cerpen), ceritanya terlalu mulus, tanpa konflik dan berakhir membahagiakan.
Selain kisah datar di atas---menurut pandanganku---tidak ada kelemahan lain yang terdapat dalam buku ini, cover sederhananya pun menurutku cukup menarik dan kalem—walaupun prinsip cover haruslah cerah supaya menarik---tapi aku menganggap bentuk cover tersebut sesuai dengan judul yang tertera, Cahaya di Atas Cahaya. Kesederhanaan itu juga diperkuat dengan layout halaman yang tanpa ornamen. Biasa donk??!! Hmmm...mungkin juga, tapi coba pandangi dan selami buku ini, kau akan merasakan kesederhanaannya.
NB: maaf gak menemukan cover bukunya
***
Sejarah pertemuan buku...Mataku tajam menatap sebuah rak di samping tetehku yang sedang memberi materi. Telingaku mendengarkan materi, tetapi mata ini tetap saja terfokus dengan isi rak kayu yang berukuran + 1 x 1,5 m. Hari ini kali pertamanya, kita berkumpul di rumah teteh, dan kali pertamanya aku mengetahui bahwa teteh mempunyai rak yang dipenuhi dengan buku....hwehehehehe....
Sebenarnya selain hobi membeli buku, aku juga hobi meminjam buku. Dan sudah menjadi langkah otomatis, jika di rumah seseorang dan melihat deretan buku yang terpanjang, mata akan terpaku ke sana.
Sepertinya teteh menyadari tingkahku saat itu, karena setelah materi selesai. Teteh membuka kaca yang melindungi deretan buku itu, dan mengambil dua buku, ”Ada yang mau pinjam buku ini?” aku pun tersenyum menyambut tawaran itu. Dua buah novel islami ditawarkan teteh untuk kami baca, sekejab salah satu buku sudah ditenteng temanku, tersisa satu buku yang dengan cepat aku ambil sebelum keduluan yang lain. Sebuah buku lama bersampul kuning dengan gambar wanita berjilbab lebar sedang duduk merenung diterpa cahaya. ”Cahaya di Atas Cahaya (CAC), judul yang indah,” batinku.
”Oke deh teh, aku pinjam,” kataku sambil memasukkan buku itu ke dalam tas.
***
Masuk ke sasaran utama...
Judul Buku: Cahaya di Atas Cahaya
Penulis: Izzatul Jannah
Penerbit: Asy Syaamil, Bandung
Cetakan: Pertama, 2000
Tebal: 143 halaman
Menjadi perempuan bagi saya adalah karunia sekaligus perenungan.
Sebab warna dunianya lebih bergradasi dibanding dunia laki-laki.
Konflik-konflik dalam menjalani peran kodratinya lebih variatif dan unik. Ujian kehidupannya pun lebih berwarna dan senantiasa harus memilih.
~Izzatul Jannah~
Seperti pengantar dari Mbak Izzatul Jannah, hampir sebagian besar cerpen di buku ini mengambil sosok wanita, wanita yang dipenuhi dengan berbagai konflik hidup, kisah Bhernadetta yang mendapatkan cahaya Allah dari ayat-ayat yang dilantunkan Aisyah, teman sekamarnya yang juga adalah sosok yang sangat dia benci; kisah Maya yang berakhir tragis, karena keinginan mendapat perhatian orang tuanya tak kunjung diperolehnya; Srinah, sosok pelacur yang ingin menikah dengan seorang guru ngaji.
Buku CAC juga dipenuhi dengan kejutan seperti tersirat dalam kisah Rahasia Ibu, sebuah rahasia yang akhirnya terkuak dan membuat shock sang putri, Kisah Rompas, anak jalanan yang menarik perhatian seorang wartawan dan menjadi headline news.
Walaupun tema utama buku ini sebagaian besar adalah wanita, bukan berarti label novel cengeng langsung ditancapkan begitu saja. Terbukti dengan kisah-kisah intifadhah yang cukup mengguncang, pembelotan seorang anak kepada ayahnya sendiri; ketegaran seorang ibu melindungi perjuangan putranya dan kisah pernikahan jihad yang berakhir dengan kematian.
Wah...perasaan pembaca benar-benar dibuat mengikuti alur cerita...
Sempurnakah buku ini??
Tidak. Setiap buku pasti memiliki kelemahan. Aku menangkap sebuah kisah datar di antara kisah-kisah penuh kejutan, Fafa Kembalilah, sebuah judul yang berkisahkan tentang seorang sahabat yang sempat meninggalkan ”jalan-lurus”, menurut pandangan subyektifku kisah ini terlalu datar (walaupun aku sendiri masih belum sukses untuk menulis cerpen), ceritanya terlalu mulus, tanpa konflik dan berakhir membahagiakan.
Selain kisah datar di atas---menurut pandanganku---tidak ada kelemahan lain yang terdapat dalam buku ini, cover sederhananya pun menurutku cukup menarik dan kalem—walaupun prinsip cover haruslah cerah supaya menarik---tapi aku menganggap bentuk cover tersebut sesuai dengan judul yang tertera, Cahaya di Atas Cahaya. Kesederhanaan itu juga diperkuat dengan layout halaman yang tanpa ornamen. Biasa donk??!! Hmmm...mungkin juga, tapi coba pandangi dan selami buku ini, kau akan merasakan kesederhanaannya.
NB: maaf gak menemukan cover bukunya
hehehe, dasar penikmat buku (plus peminjam buku :P), jago ngereviewnya.
ReplyDeletebenran lho jadi wanita itu karunia, ayo di nikmati
tapi saya tetap suka jadi lelaki :D
emank rahasia ibu tuh apa sih???? pnasaran deh
ReplyDeletekalo kamu ke rumahku pasti ngiler liat buku di lemari buku aku. he he he...
ReplyDeletehuehueee... suka sama yang pinjem pinjem juga toh... sama dunkz... gak apalah daripada beli... mending minjem.. iya gakzz???
ReplyDeletewehehe.. enak deh kl bisa pinjam2an buku. bukunya lom dibalik2in nih dipinjam ma sobatku :(
ReplyDeleteikutan comment juga dong, hobby banget ngeresensi buku
ReplyDeleteada gak sich resensi makanan?
buku2 banyak yang ga dibalikin hiks.... sekarang lagi berusaha keras untuk kembali sering2 beli buku :)
ReplyDeletemantap neh mba reviewnya
ReplyDeletedah lama aku ga baca buku cerpen/novel
salam
blogger bertuah pekanbaru
KONTES SEO BERTUAH
Jadi ini review buku tahun berapa ?
ReplyDeleteEmang beda sih dengan gaya review sekarang ini.
Tapi tetap aja enak dibaca kok...
BTW..., sudah berapa buku ya yang telah direview ?
perempuan memang lebih bergradasi pattern hidupnya ketimang laki2... ole karena itula kiranya mrk hrsnya lebih bisa bersyukur atas karunia itu dan gag cma skdr meneriakkan jargon emansipasi wanita lalu berlindung dibalik kata2 tsb melakukan pembenaran atas smua yg mrk lakukan..
ReplyDeletewuihhhh paan si nii gw?!?!?! heheheh salam kenal :)
Harus aku akui, wanita memang makhluk Tuhan yang mulia, aku sangat menghormati dan menyayangi ibuku, sebagai ibu dan wanita.
ReplyDeletejadi pengen baca juga mba.....minjem dwonkk... :) salam kenal juga yah mba... *_*
ReplyDeletebanyak buku disini,... lengkap dengan review yang menarik. jadi kepingin baca nih...
ReplyDeletesepertinya buku yang bagus,,
ReplyDeletebegitu juga dengan reviewnya
^^
duh, saya juga kak tahan klo liat rak buku di rumah temen atau saudara.. bawaannya pengen liat n pastinya minjem klo belum punya bukunya hehehe..
ReplyDeleteMbak emang paling jago nulis review, selain bagus tapi juga obyektif
ReplyDeleteah, masa sih ndak bisa nulis cerpen? ndak percaya XD
terimakasih pula atas kunjungan baliknya :)
ReplyDeleteMenarik nih kayaknya...
ReplyDeletejadi pengen memulai belajar menyukai membaca. hehe
:D
Review yang menarik mbak....
ReplyDeletewah kayaknya hobby baca novel nih...mampir ke blogku ada cerita yg judulnya kisah nyata pacaran dengan hantu...siapa tahu pada saat membacanya direview juga kekurangan dan kelebihannya..! thanks ! salam kenal
ReplyDeletemenyelami wanita seperti memasuki labirin yang menyesatkan
ReplyDeleteMenunggu orang yang baik mengonvertnya ke pdf, kemudia menguploadnya ke indowebster (itung2 menyelamatkan hasil karya orang dalam bentuk softcopynya)
ReplyDeletehehe, kidding
sederhana ya mbak??? tp biasanya kesederhanaan itulah kekuatan yg ada..... hwehehehehehe
ReplyDeletesalam kenal juga mbak.... horeeeeee aq dapat temen baru... :P
Memang beda Sin gayanya, tapi...aku kok lebih suka yg ini ya? Kapan nih mau mampir ke rmhku? Bialng2 ya, ntar bukuku tak sembunyiin dulu di lemari tertutup, biar aman. hahahaha...
ReplyDeleteShinta, multiplynya apa yah...??? bagi tahu dunk... ane ada juga tuh MP cuma, jarang di lirik aja :)
ReplyDeleteShin, ajarin saya review buku yah. :)