Jamanku Anak-anak

"Lagi pengen jadi anak-anak," jawabanku ketika seorang teman bertanya koq tiba-tiba baca buku Seri Little Ghost [SLG].

Keinginan ini muncul saat aku sedang menjelajah buku di Read Me [persewaan buku]. Kutemukan buku-buku lawas ini pada posisi yang tak terlalu menonjol, berada di rak terbawah sebelah kanan. Letak yang sedikit tersembunyi. Tak hanya SLG yang tertumpuk di sana, ada juga Donal Bebek, Madiken, Toto Chan dan beberapa buku berlabel anak-anak.

Perasaan ingin bernostalgia tiba-tiba muncul, mengingat betapa rajinnya aku dulu untuk datang ke persewaan dan menekuni segala komik yang berderet rapat. Mengingat betapa gandrungnya aku dulu dengan komik donal bebek, mickey mouse, Scooby doo, Asterix plus komik-komik jepang: Kala itu komik yang jadi favoritku adalah Dunia Mimpi [Kyoko Hikawa emang TOP!], Harlem Beat en Kungfu Boy, dikombinasi dengan Serial Cantik dan Serial Misteri.

Kemudian, minat baca pun “meningkat” dari komik menjadi novel. Mulailah berburu serial Malory Towers, Si Kembar di St. Clare, Madiken, dan Goosebumps. Kembali hunting ke persewaan masih juga menjadi pilihan utama, yang sementara tak mengindahkan kata ”beli”.

Menginjak kelas 2 SMP tipe bacaan berubah. Saat itu serial detektif menjadi yang ter…ter…dan terfavorit untuk dicari. Petualangan dan teka-teki benar-benar membuatku tergila-gila. STOP, Lima Sekawan, Sapta Siaga, Trio Detektif dan Agatha Christie, plus ditambah komik Detektif Kindaichi dan Detektif Conan adalah bacaan yang memenuhi tangan dan tasku. Tapi kala itu ke”serius”an dengan serial detektif masih aku imbangi dengan membaca kekonyolan serial Lupus dan Olga. So…gak stress amat lah :D

Well. Selalu menyenangkan mengingat masa kecil ^_^

Comments