Coba lihat hal lain selain matanya, senyumnya, keindahan rambutnya… lihat dengan benar apa yang ada pada dirinya
Don’t Jugde Book by The Cover, sebaris kata yang pastilah sudah sering kita lihat dan dengar yang kurang lebih bermakna jangan hanya melihat luarnya saja. Walaupun memuat kata book, pepatah ini juga cocok diperuntukkan bagi manusia. Bagaimana realisasinya? Sayangnya, masih banyak orang atau kelompok yang memenangkan penampilan dalam berinteraksi dengan sesama. Nah, untuk kalian [tsah!] yang masih suka memandang orang lain hanya lewat ‘sampul’nya, saya rekomendasikan untuk membaca buku Flipped.
Saat pertama melihat sampulnya, saya menyangka ceritanya hanya seputar cinta remaja, salah satu penyebabnya adalah ada quote di sampul depan yang bertuliskan ‘You Never Forget Your First Love’. Rasa penasaran saya baru bangkit ketika melihat rating Flipped di Goodreads yang di atas 3.5. Ya, saya termasuk orang yang cukup percaya dengan jumlah rata-rata bintang yang diberikan para Goodreader pada sebuah buku, apalagi jika diperkuat dengan review yang positif.
Seperti sangkaan awal saya, buku ini memang berisikan tentang remaja yang sedang jatuh cinta. Tapi, bukan sekadar cerita cinta, karena banyak pelajaran yang terselip ketika saya menikmati halaman demi halaman cerita Juli dan Bryce. Salah satu yang saya suka adalah Dia [Kakek Bryce] ingin tahu juga soal pohon sikamor dan menangkap maksudku [Juliana] saat kukatakan soal keseluruhan lebih baik dibandingkan jumlah bagian-bagiannya. “Begitu pula dengan manusia,” katanya [Kakek Bryce], “hanya kalau manusia kadang kebalikannya, justru keseluruhan dirinya mereka itu bernilai kecil dibanding jumlah bagian-bagiannya.”
Juli jatuh cinta pada Bryce ketika melihat mata birunya yang begitu memukau. Jika sebagian besar perempuan yang jatuh cinta memilih untuk diam dan menyimpannya di hati, Juli malah memperlihatkan dengan cara yang ceria dan lucu. Saya tertawa membaca bagaimana Juli mengendus-endus rambut Bryce karena baunya yang seperti semangka. Di sisi lain, Bryce sangat terganggu dengan perhatian dan sikap SKSD Juli yang menurutnya terlalu berlebihan. Kekesalan dan kepengecutan Bryce dituangkan penulis dengan penuh penjiwaan, sehingga membuat saya jengkel dengan bocah laki-laki yang satu ini. Sepertinay latar belakang penulis yang berprofesi sebagai guru, membuat tokoh-tokoh ciliknya terasa sangat hidup.
Kejadian pembuangan telur dan foto Juli di koran membuat segalanya berubah. Bryce menyadari ada sesuatu yang indah pada diri Juli, sebaliknya Juli mulai melihat bahwa Bryce sebenarnya menjengkelkan dan tidak menarik. Dan segalanya mulai jungkir balik, Bryce jatuh cinta pada Juli. Seperti komentar teman di Goodreads, saya juga ingin mengatakan, “Sukurin lo Bryce!” Hahahaha…
Akhir-akhir ini saya sudah membaca tiga buku [Remember When, Istana Kedua, dan Flipped] yang diceritakan dari beberapa sudut pandang tokoh. Gaya penceritaan seperti itu bukanlah hal mudah, karena jika penulis tidak menguasainya, sudah pasti akan menjadi senjata makan tuan. Hal itu tidak lepas dari kemampuan penulis dalam menciptakan karakter yang kuat, karena jika tidak, maka cerita pasti akan membingungkan dan tidak menggigit. Nah, Wendelin Van Draanen termasuk yang berhasil membuat Flipped menjadi sangat renyah untuk dinikmati dengan gaya tersebut.
Membaca sudut pandang Juli dan Bryce lebih memahamkan saya tentang perbedaan penafsiran pada satu kejadian yang sama. Selain itu, banyak kutipan yang bisa diambil dari buku ini, terutama dari perkataan Ayah Juli dan Chet [Kakek Bryce]. Mereka mengajarkan Juli dan Bryce tentang cara memandang kehidupan. Sayasangat menyukai tokoh Ayah Juli yang begitu mengerti kebutuhan anaknya. Momen ketika Ayah dan Juli menyiapkan telur untuk pameran sains adalah salah satu kejadian yang menyenangkan.
Saya sangat terharu saat Ayah mengajak Juli mengunjungi Paman David yang memiliki keterbelakangan mental. Suer dah, air mata saya sukses mengalir membaca kejadian di rumah sakit dan perbincangan Ayah dan Juli. Sedangkan cerita Cowok Berkeranjang berhasil membuat saya tertawa. Benar-benar penggalangan dana yang sangat memalukan dan menyiksa, terutama bagi yang terpilih sebagai cowok berkeranjang hahahaaa…!
Saya sempat terkejut dengan protes beberapa pembaca tentang akhir cerita, padahal menurutku penulis berhasil menutup ceritanya dengan sangat bagus. Terlepas dari ceritanya yang sangat apik. Saya juga sangat suka dengan layout buku ini, yang meletakkan nama sudut pandang tokoh di atas [untuk Bryce] dan bawah [untuk Julianna]
Judul: Flipped
Penulis: Wendelin Van Draanen
Penerjemah: Sylvia L'Namira
Penerbit: Orange Books
Cetak: Pertama, Agustus 2011
Tebal: 272 hlm
Bintang: ****
:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
sampulnya kurang meyakinkan ya... *ups, dont judge book by its cover hehehe....
ReplyDeletereviewnya menarik :D
hehehe...thx yaaa ^^
ReplyDeletehii... lg nyari referensi ttng flipped ketemu blog ini.. udh nonton filmnya juga kan mb? bagus ya..
ReplyDeleteAku udah nonton filmnya, sama bagusnya dengan bukunya :) recommended dua2nya
ReplyDeleteUdh nontn filmx, bgs bgt ;-) tpi beloman bc bukux... Sulit dicari. Soale udh lama y...
ReplyDeleteFilmnya emang bagus banget....
ReplyDeleteAku sampe nonton filmnya berulang kali,gabisa lupain film ini. Masih nyari bukunya..