Kematian Nenek sangat melukai Elsa, tapi sekaligus menjadi jalan untuk memperkenalkan Elsa pada dunia di sekitarnya. Sepanjang hidupnya Elsa didampingi oleh dongeng-dongeng nenek tentang negeri Miamas dan kelima negeri lainnya. “Abaikan saja apa yang dipikirkan orang-prang pandir itu, kata Nenek. Karena orang-orang terbaik pastilah berbeda---lihat saja para pahlawan super. Lagi pula, jika kekuatan super adalah sesuatu yang normal, semua orang pasti memilikinya.” Nenek ~ h.2
Meski eksentrik, Nenek memberikan banyak kekuatan untuk Elsa menghadapi masalah di sekitarnya melalui dongeng, bahkan setelah dia meninggal. Tak disangka, dongeng Nenek adalah metafora yang berkaitan dengan orang-orang di sekitar Elsa. Dan, tugas Elsa mengantarkan surat-surat wasiat menjadikannya semakin mengenal Nenek dan apa yang dahulu dilakukannya, sekaligus memberi kekuatan untuk Elsa yang selalu dianggap ‘anak yang berbeda’.
Meski eksentrik, Nenek memberikan banyak kekuatan untuk Elsa menghadapi masalah di sekitarnya melalui dongeng, bahkan setelah dia meninggal. Tak disangka, dongeng Nenek adalah metafora yang berkaitan dengan orang-orang di sekitar Elsa. Dan, tugas Elsa mengantarkan surat-surat wasiat menjadikannya semakin mengenal Nenek dan apa yang dahulu dilakukannya, sekaligus memberi kekuatan untuk Elsa yang selalu dianggap ‘anak yang berbeda’.
“Elsa ingat Nenek pernah berkata kalau ‘cerita terbaik tidak pernah sepenuhnya realistis dan tidak pernah sebenuhnya karangan.’ Bagi Nenek, tidak ada hal yang benar-benar satu hal. Dongeng benar-benar nyata dan pada saat bersamaan tidak nyata.” ~ h. 226
Selama membaca rasanya campur aduk, di saat yang sama, bisa merasakan kelucuan dan kesedihan, atau kejengkelan dan keharuan. Karakter Elsa pun unik, dengan kebiasaannya mengecek Wikipedia melalui iPad yang dibawanya kemana-mana, agak mengingatkan pada karakter Ava di Tanah Lada yang selalu nenteng kamus. Selain itu, momen-momen terkelupasnya ‘kenyataan’ di balik setiap dongeng berhasil membuat saya semakin tenggelam dan penasaran. Kejutan di setiap momennya pun bukan yang menghentak, tapi lembut dan membuat hati menjadi hangat. Direkomendasikan untuk siapapun yang rindu dan ingin merasakan kehangatan cinta seorang Nenek.
“… Elsa memutuskan kalau bahkan orang-orang yang disukainya pernah bersikap buruk dalam kehidupannya, dia harus belajar untuk terus menyukai mereka. Kau akan kehabisan orang-orang jika harus menolak semua orang yang pernah bersikap buruk.” ~ h.415
Judul: My Grandmother Asked Me To Tell You She’s Sorry | Penulis: Fredrick Backman | Penerjemah: Jia Effendie | Penerbit: NouraBooks | Terbit: Cetakan ke-2, Februari 2017 | Tebal: 496 hlm | Harga: Rp. 79.000 (harga diskon di www.parcelbuku.net) | Bintang:4,5/5
Comments
Post a Comment
What Do You Things?