…dalam satu kesempatan Calvero berkata: Saat kecil aku biasa mengeluh kepada Ayah karena tidak punya mainan. Kata Ayah: (Calvero menunjuk kepalanya) Ini mainan terdahsyat yang pernah diciptakan. Disini letaknya semua rahasia kebahagiaan! [hal 225]
Imajinasi. Itulah mainan terdahsyat yang dimiliki oleh manusia. Manusia bebas melakukan apapun lewat imajinasinya. Bahkan segala kehidupan tak lepas dengan imajinasi. Dari imajinasi, kreativitas muncul, tak ayal lewat imajinasi karya-karya besar lahir dan berkat peran besar imajinasi lah sebuah buku dapat kita nikmati.
Sekilas aku teringat dengan “debat” imajinasi dengan seorang teman tentang panci, ember dan kompor yang pergi ke pasar, dimana kompor tidak seharusnya ikut ke pasar karena dia terlalu ganjen. Bahkan imajinasi kita berjalan sampai ke hal siapa saja yang naksir kompor di pasar. Konyol? Hahaha…Anda benar!. Gila memang, tapi inilah kebebasan imajinasi. Sangat bebas.
Berkah imajinasi ini juga menimpa Petter. Seorang pria yang cerdas dan kritis. Semenjak kecil kepalanya telah dibanjiri dengan gagasan dan ide. Imajinasinya terus berkembang dan membiak tanpa terkendali. Kondisi ini membuat Petter menjadi kesulitan untuk membedakan ingatan masa lalunya sebagai berkhayal atau kenyataan.
Aku tidak pernah menulis sebuah novel. Aku tidak mampu berkonsentrasi pada sebuah cerita. Bila aku mulai menganyam sebuah fabel, dengan segera fabel itu akan tersedot ke dalam empat atau delapan fabel lainnya. [hal 170]
Begitu kayanya imajinasi yang muncul dalam kepala Petter. Hanya saja kesuburan idenya tidak diimbangi dengan keinginan untuk memproduksi, yang membuat idenya menjadi sia-sia. Kenyataan ini memberinya ide menciptakan Writer’s Aid, sebuah jasa pertolongan bagi penulis-penulis yang sedang mengalami kebekuan ide atau kebuntuan alur cerita. Tapi ide yang awalnya dipandang sebagai bisnis yang sempurna, malah menuai petaka bagi Petter.
Sekali lagi, Jostein Gaarder, sang guru filsafat ini sukses memberikan sensasi pada karyanya. Setelah sukses dibuat merinding dengan Gadis Jeruk, lewat Putri Sirkus aku mendapatkan sensasi terpesona dengan berlimpahnya imajinasi dalam benak Petter. Selain itu, sosok Petter benar-benar menarik di mataku. Adanya beberapa kemiripan karakter tokoh denganku membuat aku mampu tenggelam ke dalam cerita. Seorang pria dengan sosok penyendiri yang lebih menyukai bergumul dengan imajinasinya, namun di saat bersamaan dia juga sosok pria cerdas dan memiliki kemampuan dalam mengamati, menilai dan memperlakukan orang lain. Kemampuan yang membuatnya mampu menampilkan keramahan. Keramahan yang tetap membentengi diri dari lawan bicara yang berusaha menembus kehidupan pribadinya. Dan ketidak-mauannya untuk menjadi penulis—menerbitkan buku--benar-benar membuat aku menganggukkan kepala, “gue banget!”
Buku yang dipenuhi dengan narasi-narasi panjang ini tidak berlaku untuk orang yang tidak dapat bersabar dalam membaca. Namun, saat kau bersedia bersabar mencermati setiap babnya, kau akan menemukan banyak ide, analogi, filosofi kehidupan sekaligus kisah cinta yang mengejutkan. Putri Sirkus, Konstanta Jiwa, Ras Manusia yang Tersisa, Pembunuhan Rangkap Tiga Pascakematian, dan banyak lagi bongkahan-bongkahan ide yang dapat kau petik, atau bahkan bisa kau lanjutkan atau kembangkan untuk menjadi sebuah karya.
Tapi…hingga habis lembaran buku aku masih dibuat bingung—ato aku yang emang dudul--dengan sosok lelaki bertopi hijau dan membawa tongkat bamboo yang hilir mudik dalam kehidupan Petter…sosok imajiner yang aku masih gak mengerti “fungsi dia di sana apa?
Judul Buku: Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng
Penulis: Jostein Gaarder
Penerjemah : A. Rahartati Bambang
Penerbit: Mizan
Cetakan: Pertama, Februari 2006
Tebal: 394 halaman
Harga : Rp. 45.000 [sebelum di diskon 15%]
ckckckckck... imajinasi itu memang bener-bener top markotop... ia bisa membuat yang tidak ada menjadi ada... yang mati serasa hidup.... yang ada semakin berarti dan yang hidup semakin merasa hidup... boleh pinjem bukunya gak ya???
ReplyDeleteberkat imajinasi juga, si jenius einstein sukses menemukan teori e=mc2. walah bener ndak sih, hehe ... tapi memang benar kok, mbak sinta, konon kekuatan imajinasi sesungguhnya lebih dahsyat ketimbang kekuatan akal semata. melalui imajinasi, manusia dapat mengingat peristiwa masa silam, merasakan kehidupan masa kini, dan membayangkan kehidupan masa depan. sebuah buku yang layak dimiliki. makasih info bukunya, mbak. salam kreatif!
ReplyDeletepengin tahu fungsi lelaki yang bertopi? menurutku dia hanya sebagai pemeran figuran
ReplyDeleteDuh Sinta, rajin banget. Sin, kalau orang dewasa, suka berimajinasi apa berangan yah? :) kayaknya, yang kuat imajinasinya anak2 tuh...
ReplyDeletenice review ajah mbak sinta.....
ReplyDeletehihi... aku bayangin dulu gimana kalo kompor ganjen hihi...
ReplyDeleteKayaknya menarik juga yah.. Andai aku bisa punya imajinasi yg mengalir tanpa henti kayak gitu! Tp kenapa ga mau nerbitin buku ya? Krn dgn begitu imajinasinya akan terbatasi?? [Hehe..kok malah nanya, baca sendiri bukunya dong!..]
ReplyDeleteMakin hari ulasanmu makin sip, Sin!
Sin, kamu ntar ikutan KBO kan? Jangan lupa loh jam 8 malem!!! Di posting Anazkia yg terbaru ada ID-nya dia yg utk KBO.
ReplyDeleteimajinasi hanya akan jadi hal yang biasa sampai dia di wujud nyatakan.. biuh... ngomong opo iki
ReplyDeletegw udah baca buku itu. Dan berkat itu....
ReplyDeleteGW MANTAPKAN DIRI JADI FANS SETIA JOSTEIN GAARDER.
E mampus ni buku keren banget. Pas pertama liat, buku ini kek buku untuk anak-anak, tauknya gw dibilangin abang kalo buku ini super bagus. Pas gw ke toko buku, sayangnya buku itu udah ga ada. Tapi untunglah, ada pelayanan pemesanan buku hehe.
itu buku keren banget deh. Gw saranin semua orang baca tuh buku hehehe
ReplyDeletewah kenapa gak mau nerbitin buku seperti si Peter mba, terbitan donk ah :D
ReplyDeleteandai saya kayak piiter, pasti blog saya gak bakalan sepi postingan heuheuheu ...
Kayaknya keren nih buku, mba...
ReplyDeleteMaka bersyukurlah pada Sang Pencipta imajinasi :)
*bilangin ma kompor jangan ganjen geto loch.. kuali jg pengen diajak ke pasar..*
Dan biarkan imajinasi itu mengalir seperti air, bila ia begitu akan menjadi lebih maknyus. Halo shinta, maaf baru bisa mampir lagi. Nice posting.
ReplyDeletetapi kadang imajinasi berbenturan dg realitas...
ReplyDeleteDalam epistemologi, imajinasi ditempatkan pada urutan kedua setelah indera sebagai perangkat dasar pengetahuan. Hal itu disebabkan imajinasi tidak dapat berdiri sendiri. Imajinasi dapat bekerja setelah indera mempersepsi obyek tertentu. Obyek itu kemudian tersimpan dalam benak manusia dalam bentuk imateriil.
ReplyDeleteKarena itu, imajinasi hanya dapat mendeskripsikan sesuatu meskipun indera telah terputus dari realitas material. Namun, ia tidak dapat menetapkannya sebagai sebuah pengetahuan baru. Maka, proses kreativitas manusia dalam dunia obyek (world of objects) adalah kesimpulan dan ketetapan akal bukan imajinasi.
hadeuh,, spirit untuk membuat cerita bangkit lagi nih setelah baca beginian..
ReplyDeleteehehehe
dengan imajinasi lah manusia bisa berkembang sehingga terciptalah telpon, mobil, bahkan budaya, seni dll
ReplyDeleteSepertinya menarik juga mempunyai ide yang berlebih seperti petter. Saya tidak bisa membayangkan jika itu terjadi pada saya. mungkinkah? Lalu pertanyaan selanjutnya barangkali sosok lelaki bertopi hijau yang membawa tongkat bamboo itu adalah sosok imajiner saja seperti paklik isnogud dalam tulisan2 ndorokakung.
ReplyDeleteMaybe sih…
Ditunggu tulisan2 menarik selanjutnya
oooo jualan dongeng ya kirain jualan kolor kalo ya mau dong
ReplyDeletesepertinya buku ini menarik juga
ReplyDeletebuku yang menarik dimana dapat kutemukan nih buku..
ReplyDeleteimajinasi gak berbatas, gak ada ruang penyekat dia terbang bebas kemanapun dia mau
salam kenal semoga jadi sahabat. amin
Imajinasi seringkali dibutuhkan dalam kehidupan. Orang-2 yg kreatif memiliki daya imajinasi yg tinggi.
ReplyDeleteBTW, kenapa gak ingin menjadi penulis yg menerbitkan buku mbak ? Lebih suka baca buku aja ya? ^_^
Masih banyak rahasia yang belum terungkap dalam otak kita yang membuat kita menjadi mahluk paling sempurna diantara mahluknya!!selain imajinasi masih banyak cara yang membuat ide--ide kreatif dsari tempat memori kita..
ReplyDeleteSemoga buku itu menjadi inspirasi bagi kita semua untuk membuka otak dan pikiran kita semua
berimajinasi tanpa henti??semua orang melakukannya..setiap malam sebelum tidur aku selalu membangun imajinasiku..tadinya kupikir hanya aku yang melakukannya dan kuanggap diriku gila (karena aku sudah melakukannya sejak kecil), tapi sekarang aku tau semua orang bebas berimajinasi.and thats normal
ReplyDeleteimajinasi juga yg membuatku membuat cerpen. thanks to God yg sudah memberi imajinasi padaku.
ReplyDeleteGila, pengin baca nih.
ReplyDeleteBanyak imajinasi dalam kepala ini yang kadang membuat orang terdekatku menganggap aku gila, namun aku tak kuasa menumpahkannya dalam bentuk karya, dan akhirnya aku harus menggigit jari ini saat imajinasiku diimplementasikan oleh orang lain yang mendengarkan ungkapan imajinasiku.... hiks...
ReplyDeletewah menarik sekali
ReplyDeleteimanjinasiku adalah bisa berunah menjadi ultramen terus punya kekuatan sakti yg tak terkalahkan,
ReplyDeletehahahah...., anak2 banget...
Lelaki bertopi itu mungkin teman imajiner Petter? Atau sebagai perumpamaan kalau dalam kehidupan kita, selalu ada yang mengawasi.
ReplyDeleteUpaya kreatif.
ReplyDeleteSalut!!!
:)
mampir adjah ya..
ReplyDeleteImajinasi yang tak tersalurkan sering membuat aku seperti harus bayar utang ....
ReplyDeletereview yang keren.... belum sempet baca bukunya sih... ntar deh kapan2 nyari ke gramedia
ReplyDeleteehm,, apa yah fungsinya?
ReplyDeletetergantung imajinasi masing2 pembacakah? :D
berkunjung kerumah sahabat mencari sesuatu...salam hangat selalu sahabatku
ReplyDelete