Judul: Gokil Dad: Diarynya Bapak KerenPenulis: Iwok Abqary
Penerbit: Gradien Mediatama
Cetakan: Pertama, 2009
Tebal: 160 halaman
Harga: Di Togamas Bandung Rp. 21.000,-
ISBN : 978-602-8260-19-0
Saya menutup buku ini dengan cengiran. Natural. Kata ini yang langsung nangkring di kotak kepalaku. Kenaturalan inilah yang membuatku menikmati keping-keping kisah gokil dari Ayah Abith dan Rayya. Tidak seperti Tikil dan Ganteng is Dumb--karya Kang Iwok yang sebelumnya sudah aku baca--buku ini terasa lebih santai tanpa terikat dengan keteraturan plot, membuat feel judul diary bapak--nelen ludah --keren dapet.
Sebelum mendapatkan buku dengan harga yang gak bikin kantong jebol ini, saya membaca beberapa testimonial dan review dari beberapa orang. Konyol, gokil, gila, kata-kata ini hampir selalu mejeng ditiap komentar orang-orang setelah membabat isi Gokil Dad. Banyaknya respon positif dan adanya informasi tentang lomba resensinya--^_^v--membuatku membulatkan hati untuk membeli buku yang satu ini.
Apa yang saya dapatkan dari buku ini? Ketawa? Pastinya! Apalagi saat Kang Iwok harus berurusan dengan mesin mobil, antene dan listrik, beuh...rasanya pengen banget ngomong, "OMG!! sumpeh lo!" "Hare Gene Kang? Kemane aje?" "Korban duit goban cuman buat ganti sekring?!" hahahahahahaha....Jadi ini mau bikin resensi ato ngehina?!---sabar...sabar Kang ;))--
Di samping tawa, buku ini juga bisa memberikan gambaran pada jomblo-ers tentang peranan ayah yang gak monoton. Saat sebagian besar masyarakat menganggap ayah sebagai sosok yang hanya bertugas mencari uang, stereotipe ini kebanting dengan kenyataan betapa "canggih"nya sang Ayah dalam belanja, masak nasi goreng dan mencuci baju baby-nya Abith. Waaaahhh...kebayang kan, gimana terpesonanya para wanita menatap kenyataan ini---Kang, gak usah melayang gitu!---. Selain itu, lewat cerita Kang Iwok dan Abith, gambaran tentang bagaimana perkembangan dan pengaruh lingkungan terhadap anak dapat dinikmati tanpa kesan menggurui.
Well, untuk akhir kata, saya hanya ingin memberi peringatan kepada pembaca atau yang akan membaca atau yang belum membaca Gokil Dad, bahwa buku ini akan memberi efek kejang perut, bibir semakin lebar dan kulit panu-an---kalo yang terakhir berlaku untuk pembaca yang gak mandi selama setaun--
Sebelum mendapatkan buku dengan harga yang gak bikin kantong jebol ini, saya membaca beberapa testimonial dan review dari beberapa orang. Konyol, gokil, gila, kata-kata ini hampir selalu mejeng ditiap komentar orang-orang setelah membabat isi Gokil Dad. Banyaknya respon positif dan adanya informasi tentang lomba resensinya--^_^v--membuatku membulatkan hati untuk membeli buku yang satu ini.
Apa yang saya dapatkan dari buku ini? Ketawa? Pastinya! Apalagi saat Kang Iwok harus berurusan dengan mesin mobil, antene dan listrik, beuh...rasanya pengen banget ngomong, "OMG!! sumpeh lo!" "Hare Gene Kang? Kemane aje?" "Korban duit goban cuman buat ganti sekring?!" hahahahahahaha....Jadi ini mau bikin resensi ato ngehina?!---sabar...sabar Kang ;))--
Di samping tawa, buku ini juga bisa memberikan gambaran pada jomblo-ers tentang peranan ayah yang gak monoton. Saat sebagian besar masyarakat menganggap ayah sebagai sosok yang hanya bertugas mencari uang, stereotipe ini kebanting dengan kenyataan betapa "canggih"nya sang Ayah dalam belanja, masak nasi goreng dan mencuci baju baby-nya Abith. Waaaahhh...kebayang kan, gimana terpesonanya para wanita menatap kenyataan ini---Kang, gak usah melayang gitu!---. Selain itu, lewat cerita Kang Iwok dan Abith, gambaran tentang bagaimana perkembangan dan pengaruh lingkungan terhadap anak dapat dinikmati tanpa kesan menggurui.
Well, untuk akhir kata, saya hanya ingin memberi peringatan kepada pembaca atau yang akan membaca atau yang belum membaca Gokil Dad, bahwa buku ini akan memberi efek kejang perut, bibir semakin lebar dan kulit panu-an---kalo yang terakhir berlaku untuk pembaca yang gak mandi selama setaun--
kayaknya keren ni buku
ReplyDeletehuehehehehe...yang pasti gokil deh
ReplyDeleteayah kalau masak justru lebih enak,makanya para wanita pinter-pinter masak yaaa....
ReplyDeletehuhuhuhuhuhu...jadi malu
ReplyDelete