Anastasia Krupnik, Rahasia si Gadis Kecil


Judul: Anastasia Krupnik, Rahasia si Gadis Kecil
Penulis: Lois Lowry
Penerjemah: M. Rudi Atmoko
Penerbit: MLC
Cetakan: Januari 2006
Tebal: 141 halaman


“Mata batin yang merupakan berkah kesepian”

“Apa sih artinya?” kata Anastasia. Dalam pikirannya, dia membayangkan kepala dengan mata yang sangar.

………“Mata batin bisa berarti kenangan. Kesepian bisa berarti sendiri. Dan berkah artinya kebahagiaan. Jadi, menurutmu apa arti keseluruhan baris itu?”

Anastasia merangkainya seperti sebuah permainan menyusun gambar. “Kenangan adalah kebahagiaan dari kesendirian?” tanya Anastasia.

“Bukan pemikiran yang jelek, kan?” tanya Ayahnya dengan suara lembut.

[hal 91-92]

Mengajak berpikir dan tidak menggurui. Begitulah cara Mr. Myron Krupnik dan Katherine Krupnik, pasangan penyair dan pelukis dalam berkomunikasi dengan putrinya. Menjadikan diri mereka sebagai sahabat yang bersedia mendengarkan segala tumpahan isi kepala putrinya, gadis berambut merah, Anastasia. Yang membuat Anastasia menjadi bocah yang kritis dan berani mengemukakan pendapat.

Anastasia mempunyai kebiasaan mencatat segala yang menarik dari kehidupannya ke dalam buku catatan berwarna hijau, hal-hal yang dia sukai dan dia benci, kata-kata baru dan nama untuk adiknya. Anastasia seorang gadis cilik yang cerdas, tapi juga sangat polos. Pernah suatu saat dia rela keramas dengan sebotol shampoo sampai habis dan mengepang rambutnya menjadi 12 bagian. Agar supaya rambutnya bisa berdiri seperti Washburn Cumming, cowok yang sedang dia taksir. Ataupun saat Anastasia mencatat alasan kenapa dia ingin menjadi Katolik, karena dia ingin menambah Perpetua di antara Anastasia Krupnik.

Dengan menggunakan bahasa anak-anak, Lois Lowry sukses menerjemahkan tingkah laku Anastasia. Keinginan nge-genk Anastasia di saat usia menjelang remaja diceritakan dengan lucu. Anastasia protes kenapa namanya tidak berakhiran i, yang menyebabkan tidak bisa gabung dengan ‘klub i’. Dia juga jengkel karena namanya terlalu panjang untuk memasang pada kaos. “Huruf-huruf itu sampai ke ketiakku!” [hal 68]

Tetapi, kebebasan yang diberikan orang tuanya terkadang membuat Anastasia bersikap kasar, terutama jika dia mulai kesal. Yah, demokrasi kan gak selamanya bagus :P

Comments