Misteri Patung Garam

Judul: Misteri Patung Garam
Penulis: Ruwi Meita
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 978-979-708-86-3
Cetak: Pertama, 2015
Tebal: 276 hlm
Bintang: 3,5/5
Harga: Rp. 54.000 (Diskon di Toko Buku Online)



Sudah lama saya penasaran dengan Misteri Patung Garam, apalagi saat melihat rata-rata ulasan berbintang empat. Ditambah, saya suka sekali dengan desain sampulnya yang didominasi warna hitam, kalau figur mayatnya dilihat lama bikin deg-degan, sayang matanya tidak ditampilkan terbelalak sesuai dengan kondisi penemuan setiap mayat perempuan dalam cerita.

“Garam ada dalam darahmu. Dan, dalam darah mengalir dosa-dosa manusia. Itulah kenapa penyakit selalu menyerang darah. Maut selalu menguntit dosa.” (h.125)

Penemuan mayat perempuan yang berlumuran garam menggemparkan warga Surabaya. Pembunuhan ini membuat seorang inspektur polisi ketiban kasus yang melibatkan seorang psikopat sebagai pelaku. Kiri Lamari memulai penyelidikan dari sebuah simbol yang ditinggalkan di setiap korban. Seorang pembunuh sejati akan meninggalkan tanda dalam kegelapan.

Proses penyelidikan menggiring Kiri ke sebuah masa lalu kelam dengan dendam yang membutuhkan pelampiasan. Konflik tidak hanya berputar pada kasus pembunuhan, Kiri sendiri juga memendam kematian Ibunya yang tak bisa dilupakan. Kemarahan merenggangkan hubungannya dengan sang Ayah dan endapan masalah ini harus dituntaskannya sebelum Kiri kehilangan Kenes.

Saya suka dengan bagaimana pembunuh ‘menata’ korbannya, berseni tapi mengerikan, khas ‘karya’ seorang psikopat yang tidak beringasan. Sepanjang menelusuri kasus Patung Garam ini, saya kurang merasa greget dengan jalannya penyelidikan, mungkin karena ada selingan roman dan pergulatan dari masa lalu Kiri. Tapi, untuk  analisa dan kejutannya, sangat menarik. Bahkan sampai di lembaran terakhir, pembaca tetap disuguhi kejutan oleh penulis. Bisa jadi setelah membaca buku ini, kita akan lebih tahu tentang garam karena penulis pasti melakukan riset dan memperkenalkan garam yang tak sekadar sebagai bumbu dapur. Terakhir, saya suka Inspektur Saut dan ‘kampret rebus’nya.

Comments