The Hunger Games



“Duapuluhempat peserta. Hanya satu pemenang yang selamat”

Pertempuran hidup dan mati selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk diikuti ceritanya, begitupun dengan kisah petualangan Katniss, dalam The Hunger Games. Berawal dari keputusannya untuk menggantikan posisi adiknya yang harus menjadi peserta Hunger Games, Katniss harus bersaing dengan 23 peserta lainnya untuk mempertahankan nyawa. Bersama Peeta, Katniss Everden harus mewakili Distrik 12 ke reality show berdarah garapan dari para penguasa. The Hunger Games sendiri adalah sebuah permainan yang melibatkan 12 distrik demi memuaskan dan mengingatkan kekuasaan pemerintahan pusat, yaitu Capitol.

Lucunya, di awal persiapan Katniss dan Peeta menuju arena pembunuhan, saya malah diingatkan pada ajang pencari bakat The X Factor. Bagaimana tidak, adanya pembimbing dan penata busana, atau bisa dikatakan tim sukses, membuat mereka tampak seperti selebritis. Well, iya sih, mereka berdua memang bakal jadi selebritis karena nantinya akan terus-menerus disorot oleh kamera yang ditempatkan pada hampir seluruh arena. Hadirnya tim sukses yang dikepalai oleh Haymitch dan Cinna ternyata memang dibutuhkan demi mendapatkan sponsor untuk kelangsungan hidup di arena. Hasilnya, mereka berhasil merangkul penduduk Capitol dan sponsor ketika Katniss sukses menjadi ‘Gadis Terbakar’.

Keseruan membaca Hunger Games sedikit mengingatkan saat saya Maximum Ride Series, bukan dalam hal alur cerita, tapi lebih pada perasaan tegang setiap kali diburu oleh kematian. Sosok Katniss sukses memesona saya karena ketangguhan dan ketegarannya, bahkan cenderung terlihat lebih ‘cowok’ dibandingkan Peeta. Dan satu lagi, tokoh yang menarik di mata saya adalah Haymitch, yang awalnya terlihat sebagai pembimbing yang tak berguna, tapi malah kerap menjadi penyelamat lewat strategi/bantuannya yang brilian dan tepat waktu. Walaupun sebagian besar cerita diisi dengan aksi bunuh-membunuh, terselip juga drama cinta antara Katniss dan Peeta yang sedikit menetralisir plot 'high' yang hadir hampir di setiap lembarnya.

The Hunger Games bisa dibilang jenis fantasi yang memberi udara segar di sela-sela padatnya tema vampir dan penyihir. Tak sekadar menyuguhkan ketegangan, poin yang menarik dan membuat saya penasaran adalah tentang pemerintahan Capitol dan distrik 13. Sisi politis yang diusung Suzanne Collins lewat kediktatoran pemerintahan Capitol serta musnahnya distrik 13 akibat aksi pemberontakan berhasil membuat saya penasaran untuk membaca kelanjutan dari The Hunger Games dan berharap poin tersebut akan lebih banyak disinggung di seri selanjutnya.

Judul: The Hunger Games
Penulis: Suzanne Collins
Penerjemah: Hetih Rusli
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetak: Pertama, Oktober 2009
Tebal: 408 hlm
Bintang: ****

Seri lain The Hunger Games

Catching Fire; Mockingjay

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

Comments

  1. Aku mau baca ulang buku ini. Semoga bentar malah udah bisa kelar Wizards ma Lost in The Jungle

    Jadi sukanya ma Peeta atau Gale?
    hehe

    ReplyDelete
  2. @maya: ho oh!

    @ally: sementara ini belum ada yang pas di hati :P

    @kanker: jangan selewat, abisin bukunya

    ReplyDelete
  3. Kyaaa~
    Haha.. review CF ditunggu lho

    ReplyDelete
  4. lanjut... mau baca review catching fire-nya :)

    ReplyDelete
  5. iya nih, ayo lanjutttttt. Aku juga suka banget sama haymitch mb :))

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?