Bisnis Laundry Kiloan


Budaya dinamis dan serba cepat sepertinya telah mewabah pada diri warga Indonesia, terutama bagi para pekerja dan mahasiswa. Banyaknya aktivitas kerap membuat mereka malas untuk berurusan dengan hal-hal yang dinilai sepele. Salah satunya ketika berurusan dengan cucian. Padahal, meningkatnya aktivitas pasti berbanding lurus dengan penggunaan pakaian. Tuntutan pekerjaan atau kuliah membuat mereka sulit untuk bisa menyisakan waktu sekadar mengurusi pakaian kotor yang memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan tidak jarang bisa membutuhkan waktu seharian, dari mulai mencuci, mengeringkan sampai menyetrika.

Melihat peluang ini beberapa orang mulai membuka usaha berkaitan dengan mencuci pakaian. Sebelum maraknya mesin cuci, banyak tukang cuci keliling yang mencari order dengan menawarkan jasanya dari rumah ke rumah. Sampai saat ini, dimana teknologi merajai zaman, tukang cuci manual masih ada. Hanya saja, tenaga manusia masih kalah telak dengan mesin dalam menerima volume orderan. Keterbatasan waktu dan tenaga para tukang cuci manual, membuat mereka membatasi diri dalam menerima permintaan konsumen. Walaupun di satu sisi, potensi kerusakan pada hasil pekerjaan mereka lebih kecil dan kebersihannya lebih terjamin, karena seperti yang diketahui bersama, kinerja manusia lebih luwes dibandingkan mesin.

Keterbatasan inilah yang membuat konsumen lebih suka memakai “jasa-mesin” atau biasa disebut laundry. Dengan waktu yang dijamin cepat sekaligus dapat mengerjakan dalam volume besar, laundry menjadi alternative utama untuk menangani urusan cuci mencuci. Dan laundry-pun tidak hanya menawarkan jasa cuci, tetapi juga mengerikan dan menyetrika, sehingga membuat pakaian yang tadinya kotor menjadi siap pakai.

Fenomena ini yang menjadi akar terbitnya buku berjudul “Bisnis Laundry Kiloan”. Buku yang diolah oleh Indscript Creative ini, memberikan gambaran cukup detail, mulai tahap persiapan sampai analisa biaya yang harus dikeluarkan untuk berdirinya bisnis laundry.

Sebelum memulai bisnis—apapun itu—akan lebih baik jika dilakukan survei lapangan atau test market. Hal ini perlu dilakukan untuk menilai apakah bisnis yang kita ambil memiliki prospek yang baik. Survei lapangan sendiri mencakup berbagai poin, sehingga nantinya pelaku bisnis memiliki kesiapan yang lebih matang. Permalahan yang juga perlu dipertimbangkan di awal adalah modal. Seringkali untuk permasalahan ini kita buru-buru mundur saat menyadari ketiadaan dana. Padahal masalah tersebut dapat diselesaikan dengan mudah jika kita mau berpikir kreatif.

Begitu survei menunjukkan hasil positif dan modal telah tersedia, maka langkah yang selanjutnya harus diambil adalah promosi. Banyak cara promosi yang dapat diambil, dari yang memasang poster, lewat internet, dengan trik –trik yang inovatif hingga promosi dari mulut ke mulut. Dari beragamnya alternative promosi, metode mouth to mouth masih menjadi paling efektif dan efisien. Kenapa? Karena metode ini lebih cepat menyebar tanpa perlu mengeluarkan dana. Namun untuk promosi tersebut harus lah didukung dengan pelayanan yang maksimal seperti, ketelitian order, dan proses dari sejak cucian diterima hingga sampai ke tangan konsumen. Ketika konsumen mendapatkan kepuasan tak diragukan lagi mereka, secara sadar ataupun tidak, akan mengajak temannya untuk menggunakan jasa kita.

Selain langkah-langkah di atas, masalah pemeliharaan dan analisa biaya juga menjadi hal urgent yang membutuhkan perhatian ekstra. Pemeliharaan dilakukan supaya usia guna dari peralatan lebih panjang, karena hal ini akan secara langsung sangat berpengaruh dengan analisa biaya. Tak dipungkiri, bahwa salah satu dari tujuan berbisnis adalah meraih keuntungan. Dengan adanya analisa pengeluaran dan pemasukan biaya saat operasional, dapat membantu pelaku bisnis untuk mendapatkan gambaran tentang untung rugi yang akan didapatkan setiap bulannya. Sehingga saat adanya tanda-tanda kerugian, pebisnis dapat melakukan tindakan antisipasi.

Didukung dengan survei lapangan yang dilakukan penulis, buku ini layak untuk menjadi panduan bagi peminat bisnis laundry. Bahkan adanya tambahan cerita-cerita pengalaman dari entrepreneur yang sudah lama berkecimpung dalam bisnis laundry, sehingga dapat memberi gambaran pada pembaca tentang kondisi lapangan yang sebenarnya. Banyak suka dan duka yang mereka bagikan, tetapi satu hal yang dimiliki semua entrepreneur ini, yaitu keberanian meraih dan menggenggam peluang. Jadi, apa salahnya mulai melirik bisnis cuci-mencuci yang satu ini?

Judul : Bisnis Laundry Kiloan
Penulis : Bang Aswi
Penerbit : Penebar Plus
Tahun : 2009
Genre : Entrepreneur
Tebal : 114 halaman
ISBN : 978-979-3927-81-7
Outsource Publishing: Indscript Creative

Comments

  1. Haduh, terima kasih banyak 'my book' sudah diresensi oleh Sinta. Segala kekurangan dan kelebihan buku ini akhirnya dibahas juga sama orang lain. Thanks again ya ....

    ReplyDelete
  2. owh ini bukunya bang aswi ya???
    keren banget udah ada buku

    ReplyDelete
  3. Trus, Sinta berniat gak buka bisnis laundry kiloan di Malang? :D

    ReplyDelete
  4. DI Madiun sudah banyak tuh yg buka bisnis laundry kiloan.

    ReplyDelete
  5. salam sobat
    iya benar dengan Loundry ini,,menguntungkan bagi para bujangan yang malas cuci bajunya.
    tinggal bayar,,

    ReplyDelete
  6. loh, bang aswi nulis ini. kenal aku sama orangnya hehe. selamat bang! kapan ya saya bisa menulis kayak bang aswi, padahal juga kesibukannya banyak. luar biasa

    ReplyDelete
  7. Masukin daftar list ah...
    Ad minat saya untuk yang satu ini kalau sudah memiliki modal :D

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?