Monsieur Lecoq

 Penulis: Emile Gaboriau
Penerjemah: Lylian
Penerbit: Visi Media
Cetak: Pertana, Juni 2012
Tebal: iv + 524 hlm
Bintang: 4/5
Harga: Rp. 70.500 (Diskon di Toko Buku Online)


"Orang-orang Prusia datang," teriakan inilah yang mengawali kecurigaan Monsieur Lecoq, bahwa tersangka pembunuhan di kedai minum Janda Chupin, melakukannya dengan terencana. Tersangka, May mengaku hanya membela diri tapi Lecoq tidak percaya begitu saja, apalagi ketika dirinya menemukan dua jejak perempuan dan sebuah jejak lelaki di belakang kedai. 

Analisa awal yang mendetail dari Lecoq mengejutkan kepolisian yang saat itu tidak terlalu suka memperpanjang kasus. Kepolisian hanya senang menyimpulkan kasus dari bukti-bukti yang tampak oleh mata. Penyelidikan Lecoq yang dibantu oleh Polisi Tua Absinthe dan Hakim M. Segmuller sangat alot. May yang sudah mendekam di bui tampak lihai melakukan perannya. Dia seringkali selangkah lebih cepat mengantisipasi penyelidikan, meski dirinya berada di penjara. Kaki tangan misterius yang coba ditemukan Lecoq hampir selalu berhasil memutus penyelidikan.

Penyelidikan dilakukan dengan cara-cara manual, mengingat novel dibuat tahun 1869, tapi cara ini menjadi lebih menyenangkan karena kerja otak terbaca lebih menonjol. Mengaku bekerja di sirkus, Lecoq dan M. Segmuller berusaha menganalisa mimik muka/ gerak May saat diwawancara, mencari kebohongan di rautnya karena saat itu tidak ada yang namanya mesin pendeteksi kebohongan. Seluruh penyelidikan mengandalkan ketajaman otak dan perasa.

Perkembangan penyelidikan berjalan lambat, saya sendiri berkali-kali meragukan kinerja Lecoq. 'Jangan-jangan salah tangkap, terus pelakunya siapa?' pertanyaan yang sering muncul dan membuat saya mencari-cari tersangka lain. Tapi, sampai akhir cerita, May masih menjadi pilihan pertama, tapi motif pembunuhan tetap tak terkuak. Keputusasaan Lecoq dan M. Segmuller semakin menjadi, dan muncullah ide untuk 'membebaskan' May supaya dapat dibuntuti dan bisa memecah kebuntuan kasus. Tapi ide itupun berakhir mengenaskan.

Sepanjang cerita, diperlihatkan bagaimana kelihaian May memerankan karakter imajinasinya dan kecermatan Lecoq dalam bekerja. Meski Lecoq sudah meminta pendapat Tabaret Tua, tokoh fenomenal dalam dunia penyelidikan, kasus masih belum tuntas. Tidak ada penegasan di ujung cerita tentang motif sebenarnya dari pembunuhan. Penyelidikan masih berakhir dengan analisa, tanpa bukti kuat atau pengakuan. Kemungkinan kasus ini akan menjadi tema besar dari seri Lecoq lainnya. Tapi sayangnya, sejauh ini baru Monsieur Lecoq yang diterjemahkan oleh penerbit.

Comments

  1. aaah jadi pengen baca juga :D makasih infonya :D

    ReplyDelete
  2. Genre detektif gitu ya. Belum pernah baca sih. Namun kayaknya buku ini menarik. Meskipun saya ragu karena ada penjelasan ending yang masih belum jelas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe... kalau gak suka ending gantung, kayaknya gak rekomen buku ini

      Delete

Post a Comment

What Do You Things?