Memahat Kata Memugar Dunia (Buku 1)

Judul: Memahat Kata Memugar Dunia (Buku 1)
Editor: Ary Nilandari
 Penerbit: MLC
Cetak: Pertama, September 2005
Tebal: 400 hlm
Bintang: 4/5
Harga: Rp. -


Ketika kita menggunakan kata-kata, kita dapat menjaga pikiran kita selalu hidup. Menulis adalah caraku untuk menegaskan kembali keberadaan diriku (Gao Xingjian h. 178)
Menulis adalah salah satu cara untuk mencetak pikiran dan buku ini menampilkan kumpulan kisah tokoh yang berhasil atau dikenal secara luas melalui cetakan pikirannya. Lima puluh tokoh yang disajikan dalam seri pertama Memahat Kata Memugar Dunia ini, berasal dari bidang yang berbeda, tapi memiliki kesamaan dalam dunia tulis-menulis.

Konsep pembagian babnya menarik, menurutku. Editor memilah tokoh-tokoh dalam setiap bab dengan dianalogikan sebagai struktur sebuah bangunan/rumah. Dimana para tokoh dianggap mewakili 'pembenahan' struktur melalui pemikiran dan tulisan mereka.
Terlepas dari jenis karya mereka... 101 orang tokoh ini telah memahat kata menjadi karya-karya luar biasa yang membawa perubahan... . Dunia pun ibarat sebuah bangunan. Ketika ia diperbaiki, direnovasi, dipugar, pasti ada orang-orang tertentu yang mengerjakan bagian-bagiannya secara khusus (Pengantar Editor h. xv)
Fondasi, Pilar, Balkon, Playground, Pewarnaan, dan Ventilasi, adalah nama bab yang dipakai ada bagian pertama buku ini. Fondasi berisikan tokoh yang mengawali pemikiran/sains yang berkembang saat ini, sebagian besar diisi oleh para ulama Islam yang hidup di zaman Abbasiyah. Pilar memuat para pemikir yang memperjuangkan kemanusiaan, keadilan, dan kemerdekaan, baik melalui karya maupun tindakan nyata.
Karya sastra yang tidak mengembuskan napas masyarakat kontemporer, yang tidak berani menyampaikan rasa sakit dan ketakutan masyarakatnya, yang tidak memberikan peringatan sejak dini tentang ancaman bahaya moral dan sosial --- Karya sastra seperti itu tidak layak diberi nama sastra. (Aleksandr Solzhebitsyn h.215)
Balkon menjadi bagian yang menarik, hampir sejenis dengan perjuangan dari tokoh di Bab Pilar, tapi kali ini, pemikiran mereka dituangkan melalui karya sastra, yang tak luput dari anugerah nobel. 'Struktur' yang menyenangkan adalah Playground dan Pewarnaan. Bab ini berisikan para penulis cerita anak dan komik yang karyanya tak lekang dan beberapa masih menjadi incaran setiap generasi.

Terakhir Bab Ventilasi, bagian inilah yang saya kurang paham benang merah diantara tokohnya. Jika saya tidak salah menangkap, para tokoh dalam bab ini memberikan 'angin segar' dalam bidang yang digelutinya. Semua tokoh yang dikisahkan dari buku, hanya semacam petikan kecil dari perjalanan hidup mereka. Meski begitu, semangat, perjuangan, dan inspirasinya tetap bisa tertangkap di setiap kisahnya.

Buku ini memperkenalkan tokoh-tokoh yang sebelumnya tidak saya kenal atau hanya sekadar tahu nama. Hasilnya, saya menjadi memiliki keinginan untuk mengenal lebih jauh beberapa tokoh atau membaca karya mereka yang tak hanya fenomenal, tapi kerap membuka mata dunia.

Comments