Andy Noya, Kisah Hidupku

Penulis: Robert Adhi KSP
Editor: Andina Dwifatma
Penerbit: Kompas
Cetak: Kedua, Agustus 2015
Tebal: 418 halaman
Bintang: 4/5
Harga: Rp. 89.000 (Harga diskon di Toko Buku Online)

 
Tanpa kusadari, perjalanan hidup yang digariskan Tuhan untukku telah menempa aku menjadi pribadi yang seperti sekarang. Onak duri yang kulalui tanpa kusadari telah membentuk aku menjadi manusia yang bisa lebih merasakan apa yang dirasakan orang lain. ~h.406
Jujur, saat membaca bagian masa kecil sampai remaja dari Andy Noya, saya dibuat tidak percaya dan geleng-geleng. Sebagai anak broken home, Andy mengalami masa-masa suram, berpindah dari kamar sempit ke kamar sempit lainnya yang disewa ibunya karena keuangan minim, dan kurangnya kasih sayang karena posisi Ayah jauh dan ibu yang sibuk mencari nafkah, serta berpisah dengan kakak-kakaknya yang harus dititipkan ke panti asuhan yang berbeda kota.

Namun, Andy kecil tetap tumbuh bersama ketertarikan pada budaya ludruk, tokoh wayang, dan kesenangannya menggambar. Walaupun pernah berliaran dengan gerombolan anak-anak nakal, melakukan "kejahatan" dan tidak kenal pulang, Andy bisa mengerem keliarannya saat menemukan keasyikan baru membuat komik.

Sepanjang membaca Kisah Hidupku, membandingkan bayangan sosok Andy Noya sekarang dengan ke-ndableg-an remaja yang muncul dalam kisah kadang membuat dahi berkerut, serius nih Andy Noya?. Tapi,  proses inilah yang di kemudian hari menjadi salah satu faktor pembentukan karakter Andy Noya dan kepeduliannya pada anak-anak.
Aku yakin semua itu tidak berdiri sendiri. Semua yang kulakukan belakangan ini bertautan dengan masa laluku yang kelam. Jauh di alam bawah sadarku, aku tidak ingin apa yang kualami dulu terjadi pada siapapun. ~ h.53
Sebagian hidup Andy berada di Jayapura, tinggal bersama Sang Ayah. Kemampuannya menulis menonjol saat duduk di bangku STM, Andy suka menulis puisi dan sajak. Salah satu kejadiannya yang menarik adalah, ketika karya tulisnya didiskualifikasi panitia lomba karena dinilai tidak mungkin ditulis anak usia STM, padahal dia seharian menyelesaikannya bersama guru Bahasa Indonesia.

Meski Andy menyukai dunia kepenulisan, dia juga seperti remaja lain yang tergila-gila dengan idolanya. Kala itu, Andy terobsesi pada musik rock, sehingga penampilan pun tak mau ketinggalan meniru para bintang rock. Sedangkan, orangtua cenderung membebaskan Andy untuk berkembang, hampir tidak ada batasan dalam ekspresinya. Jadilah, Andy sering kebablasan dalam berpenampilan. Pada bagian inilah, saya beberapa kali dibuat tertawa.
Boleh percaya, boleh tidak, aku pernah memakai stocking warna merah ke sekolah. Benda itu milik Gaby (Kakak Andy) yang ketinggalan. Bahkan, gara-gara meniru penampilan seorang penyanyi bule di Aktuil, aku ke sekolah memakai kalung dot bayi. Selama pelajaran, dot itu aku isap. Guru yang melihat sudah putus asa dan membiarkan aku dengan penampilanku yang mirip orang kurang waras. ~ h. 150
Tidak ada kejadian atau ketentuan Allah yang tidak berhikmah bagi kehidupan manusia. Surabaya-Malang-Papua-Jakarta, tempat-tempat dimana Andy menjalani hidupnya. Di tempat-tempat itu, alur tak sekadar bercerita tentang hidup Andy, tapi selipan-selipan sejarah/budaya setiap tempat  menambah pengetahuan pembaca.

Nama Andy Noya, tidak lepas dari dunia jurnalistik. Perjalanan karirnya juga dituturkan dengan panjang. Mulai dari perjuangan masuk sekolah STP (Sekolah Tinggi Publisistik) yang sempat menolak karena tidak menerima lulusan STM, sampai bergelut di dunia media televisi dan menelurkan program Kick Andy!.

Saya lebih dulu mengenal Andy dari sosoknya di Kick Andy, otomatis karakter yang terbentuk dalam benak adalah orang yang lucu, cerdik dan selalu tertawa, tak terbayang ada karakter tegas, tanpa tedeng aling-aling dalam diri Andy Noya. Ketegasan Andy dalam menerapkan sistem kerja terpapar ketika beliau beberapa kali menjabat sebagai pemimpin redaksi. Tak pandang bulu, siapapun yang melanggar aturan akan ditindak, meski dia adalah teman dekat Andy.
Kepada teman-teman akrabku di Metro TV, selalu kuingatkan kedekatan kami bukan suatu keuntungan, tetapi justru mengharuskan mereka lebih menjaga sikap dan tindakan. ~ h. 382 

Awal-awal kemunculan Metro TV saya duduk di bangku SMA, jadi bisa sedikit mengingat kemunculannya, apalagi saat itu stasiun televisi tidak sebanyak sekarang. Dalam dunia pekerjaan, Kehidupan Andy Noya tak lepas dari nama Metro TV dan Surya Paloh, sehingga keduanya banyak disinggung dalam biografi ini. Rasa penasaran saya malah muncul pada sosok Surya Paloh "Si Che Guevara" yang beberapa kali "membangkang" tapi seperti tak tersentuh oleh pemerintahan. Boleh informasinya dong, kalau ada biografi/memoarnya?

Hubungan Andy Noya dan Surya Paloh tergolong unik, beberapa kali terjadi ketegangan dan perselisihan pendapat yang tak jarang membuahkan perang saraf diantara mereka ternyata sama sekali tidak mempengaruhi kepercayaan masing-masing, bahkan setiap kali Andy Noya mengajukan pengunduran diri, selalu ditolak mentah-mentah oleh pemilik Metro TV ini.

Sepertinya acaranya yang inspirastif, sosok Andy Noya juga sangat inspiratif. Dari masa kecil yang suram, hingga menjadi sosok sukses, semua terjadi karena unsur sebab-akibat yang saling berkaitan. Buku ini banyak memberikan pandangan pada saya, yang saat ini dianugerahi gelar orang tua, untuk tidak menghakimi 'kenakalan' anak tapi lebih menelusuri sebab-akibat dari perilaku seorang anak.

Comments

Post a Comment

What Do You Things?