Sylvia's Letters

Penulis: Miranda Malonka
Editor: Wienny Siska
Cetak: 2015
Tebal: 200 hlm
Bintang: 4/5
Harga: Rp. 50.000 (Diskon di Toko Buku Online)


Saat mengetahui bahwa tokoh utama remajanya memilih menuangkan perasaannya melalui tulisan, bukan di layar digital, tapi di lembaran kertas, saya langsung berpikir, karakter tokohnya bakalan menarik nih. Sylvia nama remaja SMA yang sedang tergila-gila dengan Gara. Love at First Sight. Sejak melihatnya di panggung teater sekolah, pikiran Silvy dipenuhi sosok Gara.

Sylvia mulai memperhatikan sedetailnya sosok Gara dan menciptakan karakter Gara dalam imajinasinya. Tanpa keinginan untuk mengenal lebih jauh, ternyata takdir memiliki cara memperkenalkan Gara pada Sylvia, yang tak disangka tali hidup mereka pernah terkait saat Masa Orientasi Siswa.

Saya suka bagaimana penulis membangun karakter "hanya" melalui diary tokoh, tanpa ada narasi-narasi yang bernada 'memberitahukan' bagaimana karakter si tokoh. Sylvia menderita anoreksia dengan segala pembenaran-pembenaran yang diciptakan kepalanya. Sylvia menolak makan karena ketakutannya dengan perut yang dianggap buncit. Pola makan sempat kembali normal setelah aksi turun bis bersama Gara. Sayangnya, tidak berlangsung lama.

Sylvia memiliki pola pikir kritis untuk seorang remaja, bagaimana cara dia memandang sirkus binatang, tentang senior-junior, dan tentang kehidupan itu sendiri. Sayangnya, anoreksia tidak masuk dalam olah pikir kritisnya, Sylvia masih terjajah dengan mata yang lapar saat melihat bentuk tubuh yang 'ideal'. 'Kaki-kaki kecil-langsing' selalu menghantuinya dan semakin memperparah kecanduannya berhenti makan berhari-hari.

Saya menyukai pesan dalam Sylvia's Letters dan sempat teringat novel-novel luar negeri yang mengangkat tokoh remaja dengan penderitaannya yang akut, seperti After atau Thirteen Reasons Why.

Ulasan buku diikutsertakan

Comments