Cover Buku [Sumber:: Koleksi Pribadi] |
Ketenaran tidak selalu linier dengan kebahagiaan.
Semenjak kecil Toby Temple telah dididik dengan keyakinan bahwa di kemudian hari dia akan menjadi orang besar. Kemampuan Toby dalam menirukan karakter seseorang membuat sang Ibu mengarahkannya ke dunia teater. Ternyata, memang di sanalah dunia Toby hingga Hollywood menjadi tempat yang diimpikannya. Petaka akibat menghamili teman sekolahnya, berbalik menjadi kesempatan besar ketika Ibu Toby memutuskan anaknya harus kabur daripada dipaksa menikah yang dapat menghancurkan impiannya.
Cover th 1993 |
Sampai di Hollywood tidak lantas membuat Toby dapat melenggang masuk ke dunia pertunjukan. Toby bukanlah apa-apa di tempat yang dipenuhi bintang-bintang kelas dunia. Kemampuan Toby menjadi plagiat menjadi bekal utama mendapatkan obsesinya. Perjuangan Toby dimulai dari cafe-cafe kecil yang dipenuhi pekerja kasar dengan bergelas-gelas bir yang tidak terlalu peduli apa yang ada di atas panggung.
Dari hari ke hari, bulan-bulan terlewati kemampuan Toby untuk melakukan stand up sama sekali tidak mendapat respon, bahkan sempat menjadi pasukan perang Amerika. Namun, otak Toby tanpa kenal menyerah berputar mencari jalan untuk menjadikan dirinya bintang. Hingga, keputusannya memberikan undangan tersembunyi pada Clifton Lawrence untuk menonton pertunjukannya di Actors West menjadi awal kebangkitannya.
Clifton Lawrence adalah agen ternama yang hanya menangani bintang kelas atas. Namun, kondisi tersebut menciptakan kebosanan dalam dirinya hingga saat dia melihat penampilan Toby. Penilaiannya yang jeli meyakini ada aura bintang dalam diri lelaki yang memiliki raut wajah lugu tersebut. Rasa tertantang untuk menjadi Toby seorang bintang dilakoni dengan memberikan guru-guru yang terbaik. Ketenaran pun berhasil digenggam Toby, sayangnya tidak memberikan imbas yang menyenangkan dengan kehidupan pribadinya.
Dari hari ke hari, bulan-bulan terlewati kemampuan Toby untuk melakukan stand up sama sekali tidak mendapat respon, bahkan sempat menjadi pasukan perang Amerika. Namun, otak Toby tanpa kenal menyerah berputar mencari jalan untuk menjadikan dirinya bintang. Hingga, keputusannya memberikan undangan tersembunyi pada Clifton Lawrence untuk menonton pertunjukannya di Actors West menjadi awal kebangkitannya.
Clifton Lawrence adalah agen ternama yang hanya menangani bintang kelas atas. Namun, kondisi tersebut menciptakan kebosanan dalam dirinya hingga saat dia melihat penampilan Toby. Penilaiannya yang jeli meyakini ada aura bintang dalam diri lelaki yang memiliki raut wajah lugu tersebut. Rasa tertantang untuk menjadi Toby seorang bintang dilakoni dengan memberikan guru-guru yang terbaik. Ketenaran pun berhasil digenggam Toby, sayangnya tidak memberikan imbas yang menyenangkan dengan kehidupan pribadinya.
Jill Castle, memiliki latar agamis keluarga yang sangat fanatik. Kesenangannya sebagai remaja, ingin tampil cantik dan bergaul dengan gadis-gadis dari keluarga kaya, tidak disukai Ibunya, yang kemudian memutuskan mengirim Jill pada pendeta untuk mengikuti ritual pengusiran iblis. Sejak permintaan maaf David Kenyon atas perlakuan teman-teman kaya Jill, sosoknya terus membayang di benaknya.
Cinta pun bersambut di antara mereka, sayangnya Ibu David telah merencanakan untuk menggagalkan niatan sang anak untuk melamar Jill. Kenyataan yang menyedihkan itu mematahkan hati Jill yang memutuskan untuk pergi dari kotanya, Hollywood menjadi pilihan tujuannya.
Perjalanan dan obsesi Jill hampir sama dengan Toby. Penuh perjuangan yang awalnya dilakoni dengan cara-cara terhormat dan idealisme tinggi, semakin lama terkikis hingga menjajakan kehormatannya. Mulai merangkak menuju ketenaran, Jill dipertemukan dengan Toby yang dibuat penasaran dengan sikap cueknya. Cerita berkembang menjadi perasaan dua orang yang saling membutuhkan, Toby dengan kesepiannya disambut Jill dengan obsesinya untuk membalas dendam dan memperoleh ketenaran. Sayang, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit tergilas dengan ketidakpuasan menaklukkan dunia hingga berujung pada pengkhianatan.
Cinta pun bersambut di antara mereka, sayangnya Ibu David telah merencanakan untuk menggagalkan niatan sang anak untuk melamar Jill. Kenyataan yang menyedihkan itu mematahkan hati Jill yang memutuskan untuk pergi dari kotanya, Hollywood menjadi pilihan tujuannya.
Perjalanan dan obsesi Jill hampir sama dengan Toby. Penuh perjuangan yang awalnya dilakoni dengan cara-cara terhormat dan idealisme tinggi, semakin lama terkikis hingga menjajakan kehormatannya. Mulai merangkak menuju ketenaran, Jill dipertemukan dengan Toby yang dibuat penasaran dengan sikap cueknya. Cerita berkembang menjadi perasaan dua orang yang saling membutuhkan, Toby dengan kesepiannya disambut Jill dengan obsesinya untuk membalas dendam dan memperoleh ketenaran. Sayang, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit tergilas dengan ketidakpuasan menaklukkan dunia hingga berujung pada pengkhianatan.
Sosok Asing Dalam Cermin adalah buku SS ketiga yang saya baca, tapi karya pertama yang te-review. Saya menyukai bagaimana Sidney Sheldon menceritakan secara detail latar belakang tokohnya yang kemudian membentuk karakter dan psikologisnya. Hanya saja, untuk alur ceritanya saya kurang suka karena lebih mengarah ke drama dibandingkan mistery/thriller.
Judul: Sosok Asing Dalam Cermin
Judul Asli: A Stranger in The Mirror
Penulis: Sidney Sheldon
Penerjemah: Hidayat Saleh
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetak: Kedua belas, November 2009
Tebal: 448 hlm
Bintang: 3/5
Resensi ini diikutkan dalam A Reading Challenges on Mystery edisi bulan Januari 2013
:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::
Bacaanya beragam banget, nih :) Aku baca Shidney kayaknya baru satu, dan sudah lama. Jadi pingin baca juga, nih.
ReplyDeletehayo baca, aku juga baru 3 kali baca bukunya SS, sejauh ini lumayan menikmati ceritanya :)
ReplyDelete