Maharani



"Ia berkuasa dalam kesepian. Tak seorang pun yang dekat dengannya, dan semua takut kepadanya." [h.487]
Menjadi wanita bukan berarti lemah. Menjadi wanita bukan berarti selalu berada di bawah. Kekuasaan pun bisa berada dalam genggaman seorang wanita. Inilah yang menjadikan Orchid [nama kecil tokoh] begitu berambisi untuk menjadi selir Kaisar Hsien Feng. Sejak memasuki istana, Orchid dipanggil dengan Yehonala, nama keluarganya. Trik pun dilancar Yehonala sepanjang mengikuti prosesi untuk menemui Sang Kaisar. 'Menjadi berbeda' menjadi jurus Yehonala untuk menarik perhatian Kaisar kepadanya. Didukung dengan postur tubuh yang pas dan kecantikannya yang memukau, terpilihlah Yehonala sebagai salah satu selir.

Cover Asli :: Sumber
Kembali sebutan berganti menjadi Tzu Hsi, Ibu yang Keramat, sejak dirinya mengandung calon pewaris tahta. Ambisi Tzu Hsi tidak berhenti hanya menjadi selir. Kecerdikan, rayuan, kesabaran, obsesi, kelicikan, segala potensi dalam dirinya dikeluarkan demi mendapatkan posisi tertinggi di Takhta Naga. Bahkan sang Permaisuri pun [sepupu Tzu Hsi, Sakota] akhirnya berhasil dia sisihkan. Hingga kelak dia berhasil mendapatkan gelar Ratu. Bukan tanpa pengorbanan Tzu Hsi berupaya meraih kekuasaan tertinggi tersebut, cinta yang begitu besar pada Ju Lung harus berkali-kali dia redam. 

Menjadi orang yang menggenggam kekuasaan ternyata tak seperti yang dibayangkan Tzu Hsi. Kesepian, tidak adanya sosok yang bisa mendengarkan permasalahan yang bergelayut dalam pikirannya, sedangkan sang Kaisar, suaminya, hanyalah pria lemah, sakit-sakitan, yang gemar mengisap candu. Kelemahan sang Kaisar juga memancing intrik dan tindakan untuk merebut kekuasaan dari Pangeran. Hingga Tzu Hsi harus mati-matian berusaha mempertahankan posisi supaya kelak anaknya tidak kehilangan Tahta.

Ini buku karya pertama dari Pearl S. Buck yang saya baca. Kisahnya berdasarkan dari sejarah Cina, tentang perempuan kuat yang dikenal dengan nama Ibu Suri Tzu Hsi [bisa di cek di http://id.wikipedia.org/wiki/Cixi]. Sejauh ini, yang saya tahu, ada 3 novel fiksi sejarah yang sudah diterjemahkan yang mengambil latar sejarah yang sama, Maharani Wu - Shan Sa dan Dwilogi Empress Orchid - Anchee Min. Tapi, karena baru Maharani yang dibaca, jadi belum bisa membandingkan dari ketiga buku tersebut.

Tsu Hsi :: Sumber
Saya suka sekali dengan ilustrasi sosok Tzu Hsi di sampul buku, terlihat ekspresi angkuh dan tegas, memperlihatkan perempuan yang memiliki keteguhan untuk mendapatkan sesuatu. Benar-benar mewakili karakter Tzu Hsi yang pantang menyerah dengan segala intrik dan konspirasi orang-orang di sekelilingnya.

Pearl S. Buck berhasil membawakan sosok Tzu Hsi. Kesedihan atas kesepian, 'kegilaan' dengan kekuasaan, kelembutan seorang Ibu, kedermawanan penguasa, cinta yang mendalam, kekejaman yang tidak tedeng aling-aling, diceritakan dengan dialog dan narasi yang membuat saya bisa merasakan kondisi Tzu Hsi yang laksana roller couster

Membaca perjalanan hidup Tzu Hsi semakin percaya bahwa perempuan akan sulit 'berdiri sendiri' tanpa didampingi karena cenderung berpikir pendek dalam mengambil keputusan. Untuk kasus, Tzu Hsi, saya melihat faktor keberuntungan berperan besar hingga dia berhasil menjadi penguasa daratan Cina. Meski begitu, empat bintang untuk novel Maharani dengan kesaratan konflik dan deskripsi latar tempat yang apik.

Profil Penulis:

Pearl S. Buck
Ia dilahirkan di Hillsboro, Virginia Varat 26 Juni 1892. Melewatkan masa kecilnya di Cina, tempat orangtuanya bertugas sebagai misionaris Presbyterian, ia telah fasih berbahasa Cina sebelum dapat berbahasa Inggris. Pearl kembali ke Amerika Serikat dan menamatkan pendidikan di Randolph-Macon Woman`s College di Virginia. Setelah menikah dengan John Lossing Buck, seorang guru agrikulturm ia kembali ke Cina. Pada tahun 1930 terbit novelnya yang pertama East Wind, West Wind. Tahun berikutnya (1931) dia mendapat kemasyhuran lewat The Good Earth yang memenangkan Pulitzer Prize tahun 1932 dan telah difilmkan juga. Pearl S. Buck telah menulis lebih dari 80 buku. Pada tahun 1938 ia mendapat Hadiah Nobel di bidang kesusastraan. Karya-karyanya penuh dengan renungan filsafat kehidupan, sebagian besar berisi tentang perbenturan budaya Timur dan Barat, yang kesemuanya dijalin dalam alur cerita yang lembut dan memikat. Pearl S. Buck mengabdikan dirinya untuk menciptakan saling pengertian yang lebih mendalam antara bangsa Asia dan Barat. Ia meninggal dunia di Daby, Vermont, 6 Maret 1973. [sumber: Gramedia]

Judul: Maharani
Judul Asli: Imperial Woman
Penulis: Pearl S Buck
Penerjemah: Lily Wibisono
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetak: Kelima, Juni 2008
Tebal: 632 hlm
Bintang: 4/5


Diikutkan dalam baca bareng Blogger Buku Indonesia sebagai salah satu penulis yang termasuk dalam 'All Nobel Prizes in Literature'

Resensi Lainnya:
Goodreads


:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku atau Dagang Buku yuk! ::

Comments

  1. wah, ternyata kita baca buku yang sama mbak :D , sudah coba karya Pearl S. Buck yang lain ? Aq rekomendasi The Good Earth, bagus banget

    ReplyDelete
  2. Ini yg Kaisar terakhir si China itu ya? *lupa2 ingat. Sama Bumi yang Subur masih ada kaitannya kah?

    ReplyDelete
  3. waah aku ada empress orchid di timbunan, jadi penasaran... terjemahan buku ini enak ya mba?

    ReplyDelete
  4. Pearl S. Buck baru baca yg The Good Earth, sepertinya yg ini menonjolkan sisi kuat seorang wanita ya.

    ReplyDelete
  5. Pearl memang sering nulis tentang China ya? sudah baca pearl of china? katanya itu fiksi tentang pearl saat di china

    ReplyDelete
  6. Pearl memang sering nulis tentang china ya? sudah baca pearl of china? katanya itu illustrasi kisah hidup pearl di china

    ReplyDelete
  7. Covernya cantik... tapi kayaknya bahasanya berat ya sin?

    ReplyDelete
  8. Aku kalau sudah tipe kerajaan gini pasti demen, hehe. Anche Min punya juga bgs Sin. Dulu bgt nih baca Maharani sudah lupa-lupa ingat, tapi masih inget pas Yehonala ke rumah bordil belajar 'ilmu' hihihi *plaaaaak*

    ReplyDelete
  9. Aku udah baca yang
    East Wind, West Wind.

    bener tuh yang di profil penulis, bawa beliau ini menyajikan perbenturan budaya timur dan barat, lebih spesifik: cina dan amerika, dan sepertinya beliau lebih sering menceritakan dari sudut pandang perempuan ya?

    ReplyDelete
  10. saya jg bc pearl buck. bumi yg subur, hehe... saya suka buku itu dan maw baca karyanya yg lain :)

    ReplyDelete
  11. Aku malah baru baca yg dwilogi Orchid itu.
    Masukin ini ke wishlist ah...

    ReplyDelete
  12. aku udah pernah naca novel lainnya ttg Maharani ini (Dwilogi Empress Orchid), bagus juga kok.. ;)

    ReplyDelete
  13. @hobbybuku:: Iya Mbak Maria, aku juga pengen abca the good earth

    @dion:: bukan, ini tentang kaisar perempuan pertama di China

    @astrid:: enak koq Mbak Astrid; aku juga msih ada dwilogi orchid empress yang ketimbun :P

    @bzee:: yup! tapi juga kelemahan perempuan :D

    @reviewbuku:: nah, salah satu wishlist tuh, pearl of china

    @orybun:: gak koq Vin, enak bacanya

    @mia:: hahahaha... iya, ada rencana baca yang empress orchid

    @helvry:: hmmm... aku baru baca maharani sih, jadi blum tau kebanyakan ngambil sudut pandang sapa

    @sabrina:: aku juga pengeeeeen baca good earth

    @desty:: siiip, buku ini layak dimasukin wishlist buat yang suka baca hisfic

    @kilasbuku:: oyi, sip sip, makin semangat niat bacanya

    ReplyDelete
  14. Ngebandingin versi ini sama versi Anchee Min suka penasaran deh : mana yang lebih dekat dengan kenyataan ya?

    ReplyDelete
  15. Hyaaa.. Reviewnya Maharani pada menggoda banget siy.. *lap iler*

    ReplyDelete
  16. @as.dewi:: klo bandingin ma kenyataan, kudu riset dulu kayaknya :D

    @annisa:: menggoda sekali Mbaaaak

    ReplyDelete
  17. ah, aku nggak begitu dapet wahnya, sebagai karya pemennag nobel. tapi bukunya memang bagus sih

    ReplyDelete
  18. @tezar:: baca komen Mas Tezar jadi muncul pertanyaan, sebenarnya yang mendapat nobel itu penulisnya atau bukunya

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?