BBI! Lo Gue Sohib!


Awalnya saya memang tidak berencana ikut posting bareng BBI [Blogger Buku Indonesia] tentang sejarah bergabung dengan BBI,  sempat dicolek-colek Sulis di twitter, tapi karena banyak utang review yang harus diselesaikan jadinya 'angkat tangan' dulu. Tapi, pas blogwalking dan membaca cerita dari BBI-ers tentang sejarah masing-masing, rasanya ingin bercerita pengalaman pribadi. Walaupun tidak terlalu banyak cerita, minimal bisa mengeluarkan sedikit kenangan di kepala tentang BBI.

So, let see ...

Jauh sebelum ada BBI, saya sudah menyukai aktivitas menulis review buku yang selesai dibaca. Blog resensi pertamaku adalah http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com yang dibuat sekitar tahun 2007. Banyak blogger buku senior yang blog reviewnya saya follow saat itu, seperti blog Mbak Rini, Pak Tanzil, Pak Iqbal, Mbak Endah, Mas Jodi, dll, dan dari mereka saya mulai belajar mereview buku.

Logo BBI
Sampai suatu hari, lewat twitter, Mbak Fanda menawari untuk bergabung dengan BBI. Sudah pasti saya sambut dengan senang sekali, meski awalnya masih gak terlalu paham apa itu BBI. BBI sedikit mengingatkan saya dengan Kubugil, sedikit mirip dengan BBI yang agendanya membuat review buku bebarengan dan ada selingan kegiatan sosial di dalamnya, hanya saja saat itu saya hanya sekadar menjadi penikmat tulisan-tulisan mereka.

Begitu masuk grup BBI, ternyata orang-orang di dalamnya tergolong sudah familiar di mata saya. Sering nongkrong di Goodreads dan hobi mengumpulkan link blog resensi, membuat saya tahu pemilik blog mana setiap anggota BBI, yang saat itu masih berkisar 25-an penghuni. Hanya saja, saat itu interaksi dengan mereka baru sebatas mampir dan membaca review buku masing-masing. Baru setelah saling mengenal di grup BBI, terjalinlah komunikasi, dan ternyata orang-orangnya menyenangkan ^_^

Bergabung dengan BBI memberi efek terhadap hubungan saya dengan buku, terutama dalam hal semangat mereview. Rutinitas baca bareng juga memiliki peran cukup besar untuk medongkrak keinginan membaca, meski terkadang gagal mengikuti posting barengnya. Di samping menyimpan sisi positif, ternyata bergabung dengan BBI memiliki dampak negatif *nah loooh!* terkhusus bagi saya. Semakin sering saya membaca review BBI-ers, keinginan untuk memiliki buku pun semakin meningkat. Belum lagi, kalau ada BBI-ers yang sudah mulai promosi buku bagus, atau tebar informasi diskon/obral buku, adrenalin untuk mendapatkan/ membeli buku sulit terbendung!! Racun! #eh :P

Meski begitu, beruntung saya bisa bergabung dengan BBI karena bisa bertemu banyak teman-teman baru yang sama-sama penggila buku. Dan salah satu yang membuat saya sedikit bernafas lega adalah, ternyata selama ini saya tidak sendirian terjangkit 'penyakit' menimbun buku karena sebagian penghuni BBI adalah tukang timbun buku. Sepertinya kalau timbunan kita digabung, bisa buat bangun rumah. #lebay

Semangat BBI!! Semoga ke depan, nama BBI bisa menyebar ke seantero jagat sehingga semakin banyak kalangan yang terjangkiti virus membaca dan menulis review, bukan menimbun buku lho yaaa #kemplangpanci

BBI! Lo Gue Sohib!

Comments

  1. Gpp mba, banyak temennya sesama penimbun ini~ lestarikan menimbun buku! #HEH

    Dengan promosiin buku via review sebenernya ini modus buat para pembaca biar mereka suka nimbun buku juga ya berarti #plakk

    ReplyDelete
  2. Wah... bener banget tuh mbak Sinta. Gara-gara gabung di BBI daftar wishlist makin panjang... *salahin BBI* *kabur sebelum dikeplak* Hehehe....

    ReplyDelete
  3. @okky:: hahahaha... modus yang mengerikan

    @putri:: iya nih Put, untungnya anak-anak BBI gak pelit buat minjemin buku, kan lumayan bisa ngirit :P

    ReplyDelete
  4. Bruakakakakakkkk..

    Penyakit sesama pecinta buku nih: kecepatan baca dan kecepatan beli buku yang nggak sinkron alias banyak timbunan.
    *toss!!*

    Seru tapi ya ada BBI jadi bisa sama2 tukeran cerita tentang buku. hehehe

    ReplyDelete
  5. huaaa... memang virus menimbun ini nggak bisa dihindari ya.. ??

    ReplyDelete
  6. keren banget mbak ini nimbun buku sampe 700-an :D

    ReplyDelete
  7. hhihih BBI juga yang bikin aku swap2an termasuk sama mba sinta =) hidup ordo penimbun =D

    ReplyDelete
  8. Hahaha salaman sesama penimbun buku. Asyik saya punya banyak temen

    ReplyDelete
  9. gara-gara BBI daftar wish list ama to read nya bisa-bisa lebih panjang dari daftar read nya ya mba' #kalem #kemudianmlipir

    ReplyDelete
  10. @nana:: iya, banyak tukang timbun yang ternyata lebih dahsyat dari saya

    @wilda:: iyaaaaaa!! virus yang kudu segera diobati biar gak makin parah :P

    @demicinta:: waduh, itu mah mengerikan --"

    @astrid:: iya Mbak, kapan2 swap2an lagi yaa

    @dion:: ini nih, salah satu provokatornya :P

    ReplyDelete
  11. saya numpang baca review aja, sohib nggak nih? :)

    ReplyDelete
  12. Sebelum gabung BBI pernah smp bingung mau baca apa saking udah habis dibaca. Setelah gabung BBI tambah bingung gimana caranya ngabisin bacaan yg tertimbun, hahaha.

    ReplyDelete
  13. @inge:: iya nge *siap-siap ketiban buku*

    ReplyDelete
  14. waaah..topik timbunan buku ini menarik..kapan2 dibahas gitu bagaimana cara menguranginya, apakah dibagi-bagi atau dikeroyok #loh
    hehehe

    blognya keren mbak, membuat saya terinspirasi

    semangat blogging :)

    ReplyDelete
  15. Aduh....nasib para penimbun. Samaan ya kitaaaa.
    Btw aku suka baca review mbak sinta. Suka memancing niatku komen. Sayang komen di blogmu klo pake hp tuh susah tenan, mbak. acha acha itu lho

    ReplyDelete
  16. @honey:: sohib laaaah ;)

    @bzee:: hahahaha!! klo perkara baca, dari dulu kebanyakan buku, jadi tetep masih bingung harus baca yang mana dulu #jedottembok

    @helvry:: hihihihiiii... topik yang SANGAT menarik; kalau BBI bikin perpus gimana ya?

    @as.dewi:: sepertinya, udah lama blog ini gak pake 'acha-acha' Mbak dew. Cuman emang ada verifikasi sih

    ReplyDelete
  17. Bener banget nih. Sebelum gabung BBI suka ngerasa jadi geek sendiri krn hobinya niumbunin buku. Ternyata oh ternyata. Para bookaholic ini menyebar di seluruh Indonesia bagai X men, hihi.

    ReplyDelete
  18. ternyataaaa... malah di luar dugaan banyaknya yang senasib :P

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?