Kisah-Kisah Tengah Malam


Sebagai penggemar jenis buku thriller, harusnya sudah berkenalan dengan buku Edgar Allan Poe jauh-jauh hari, tapi nyatanya Kisah-Kisah Tengah Malam adalah ‘perjumpaan’ awal saya dengan Mr. Poe. Meski ini adalah momen pertama, ketiga-belas cerita pendek, masing-masing meninggalkan kesan tersendiri bagi saya. Sebagai pioner penulis cerita-cerita detektif dan horor di Amerika Serikat, Mr. Poe memang cukup lihai dalam meramu cerita dengan deskripsi yang sangat mendetail.

Salah satu kekhasan yang kerap muncul dalam cerita horor dan detektif adalah kematian. Hop-Frog, Misteri Rumah Keluarga Usher, dan Kucing Hitam adalah dua cerpen yang menampilkan kematian sadis tapi menawan. Kucing Hitam, terjemahan dari The Black Cat sendiri adalah salah satu karya Mr. Poe yang sangat terkenal. Kisah tentang kucing hitam yang ‘bangkit’ dari kematian untuk membalaskan dendam pada si pemilik ini memiliki ending yang bikin menganga.

Kemampuan penulis kelahiran Baltimore 1809 ini, dalam menghadirkan tema kematian juga terlihat pada cerpen Gema Jantung yang Tersisa, Potret Seorang Gadis, Setan Merah, dan Jurang dan Pendulum. Bedanya dengan dua cerpen di atas, keempat cerpen ini lebih banyak menyoroti tentang psikologi tokohnya. Jarum dan Pendulum adalah cerpen tentang kematian yang terus berlomba dengan waktu ini membuat saya tidak bisa melepaskan buku sebelum tuntas. Sedangkan cerpen Kotak Persegi Panjang yang juga mengangkat tema kematian, lebih condong ke cerita detektif dengan akhir yang dramatis.

Berbicara tentang kematian, Edgar Allan Poe pun meninggal dengan misteri ketika ditemukan meninggal dalam kondisi kacau, yang diduga dalam keadaan mabuk dan terkena kolera, di jalanan Baltimore pada Oktober 1849. Bahkan beberapa hari setelah dikuburkan, makamnya dirusak orang, dan kemudian sejarah hidupnya ditulis musuh-musuhnya dengan sudut pandang buruk.

Cita rasa klasik sangat menempel dalam setiap cerpen, berbeda ketika pertama kali saya membaca karya Stephen King yang sukses membuat jantung saya jumpalitan. Kisah-Kisah Tengah Malam lebih membuat saya merinding. Hal ini tidak lepas dari kemampuan Mr. Poe dalam memperhatikan detail-detail, yang mengajak saya untuk memahami suasana cerita atau kondisi psikis dari tokoh, dan hebatnya deskripsi panjang tidak terasa membosankan. Namun, di sisi lain, begitu detailnya dalam menyampaikan cerita, saya juga dibuat bingung memahami pesan dalam cerita Pesan Dalam Botol dan Mengarungi Badai Maelstrom.

Kesan kalem tapi dalem juga saya dapatkan ketika membaca William Wilson dan Pertanda Buruk. Di kedua cerpen ini, Mr. Poe lebih banyak berfilsafat. Menariknya, dari sekian banyak cerpen yang dipenuhi dengan kesuraman, kesedihan, dan kelamnya kematian, terselip cerpen berjudul Obrolan Dengan Mummy yang berhasil membuat senyum tersungging. Well, dari situ terbukti bahwa ternyata Mr. Poe juga piawai dalam menyatukan dua genre yang kerap berlawanan, yaitu horor dan humor.

Judul: Kisah-Kisah Tengah Malam
Penulis: Edgar Allan Poe
Penerjemah: Maggie Tiojakin
Editor: Hetih Rusli
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetak: Pertama, Desember 2010
Tebal: 248 hlm
Bintang: ***

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

Comments

  1. Ciri khas para penulis cerita klasik memang detailnya yang sangat memukau, alurnya pelan-pelan tapi ketegangan yng ditimbulkan mencapai klimaks di kalimat terakhir. honornya beda dengan film, dlm tulisan, honornya lebih kerasa terutama karena settingnya yang abad 18-19. Duh jd pgn baca tp ga punya :(

    ReplyDelete
  2. aku suka klasik tapi gak brani baca horor :p

    ReplyDelete
  3. Betul Sin, kalo dibanding King, Poe lebih bikin merinding. terutama karena ia gambarkan kondisi psikologis dengan lebih detail dan mencekam

    ReplyDelete
  4. ak suka mb sama buku ini, sadis, hehehehe

    ReplyDelete
  5. keren,,saya suka cerita horor meskipun setelah baca jadi gak bisa tidur,,

    ReplyDelete
  6. @maya&Puput: gak horor2 amat koq, coba deh baca :D

    @dion: yup! benar sekali! colek mbk hetih tuh :P

    @Fanda: ho oh, keren bangt. thx banget udah mau baca bareng mbk, klo gak psati sampe sekarang gak kesentuh bukunya

    @Sulis: yeah!

    @honey: yup, mari dibaca ;)

    @Agen: hehehe

    ReplyDelete
  7. Uda sering denger nama besar Poe tapi kalau ceritanya model gini tak berani akuuu (padahal kepo abis!)

    ReplyDelete
  8. mbak, msh punya buku kisah-kisah tengah malam nya gak?? klo msh ada saya boleh beli gak?? soalnya lg btuh bgt buat skripsi.. contact ke : multahadasiregar@gmail.com
    thx ya mbak..

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?