If I Stay


Baru kemarin [24/02] saya melihat wawancara langsung TV One dengan keluarga korban kecelakaan maut Tugu Tani yang sejauh ini merenggut 9 nyawa. Kaget, shock, itulah yang dirasakan mereka atas kehilangan yang begitu mendadak. Bukti bahwa kematian memang tak kenal kata “permisi”. Bisa jadi sekarang kita sedang tersenyum dan tertawa dengan seseorang, tapi beberapa jam kemudian sosok tersebut telah kaku menjadi mayat.

Seperti halnya yang terjadi pada Mia ketika kematian tiba-tiba ‘menjejalkan diri’ dalam kehidupannya. Pagi bersalju saat itu terasa menyenangkan hingga membuat Mia sekeluarga memutuskan untuk pergi mengendarai mobil ke rumah teman Mom dan Dad, panggilan Mia untuk orangtuanya. Tawa, perdebatan memilih channel radio dalam mobil, canda Dad pada Teddy, yang mewarnai keberangkatan mereka seketika menjadi gelap akibat tabrakan yang menewaskan keluarga Mia. Gadis kelas 3 SMU ini pun tidak luput dari musibah, kondisinya yang kritis membuat rohnya [?] terombang-ambing. Kondisi yang terjebak antara hidup dan mati tersebut membuatnya harus menentukan pilihan. Pilihan yang akan menjadi keputusan terbesar bagi dirinya.

Alur maju mundur yang membalut cerita sedih Mia terasa sangat special. Saya seperti diajak terus menerus melihat sangat berharganya setiap momen bersama dalam keluarga hingga membuat Mia ingin memilih untuk lebih baik ‘pergi’. Namun, ketika muncul Adam, Kim, Gran, dan Gramps, baik dalam masa lalu dan saat ini, Mia kesulitan untuk memutuskan meninggalkan raganya. Pilihan terus berkelebat dalam alur yang berhasil disampaikan penulis dengan lembut. Gaya kepenulisan inilah yang semakin membuat saya sangat sediiiiiih ketika membayangkan kehilangan orang yang sangat berharga.

Slide masa lalu yang bertaburan dalam buku ini sama sekali tidak ada yang sia-sia, semuanya menjadi rangkaian yang kemudian membuat saya ikut merasakan simpang-siurnya emosi dalam diri Mia. Bahkan saya yang selalu menemukan sosok terfavorit, kali tidak bisa menentukan karena semua tokoh yang ada dalam If I Stay mempunyai karakter masing-masing yang membuat saya selalu berpikir, beruntungnya Mia memiliki mereka. Meski menggantung, tapi saya suka akhir ceritanya dan ingin membaca seri selanjutnya, Where She Went.

Judul: If I Stay
Penulis: Gayle Forman
Penerjemah: Poppy D Chusfani
Penerbit: Gramedia
Cetak: Pertama, Februari 2011
Tebal: 200 hlm
Bintang: ****
Pinjam dari Sulis

Seri If I Stay yang lain
Where She Went

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

Comments

  1. Poor Mia~ lebih kasian lagi si Adam nih. Menye2 tapi bikin jatuh cinta.

    ReplyDelete
  2. Aduh, jadi penasaran pengin baca. Akhirnya gimana? hehehe :)

    ReplyDelete
  3. wah belom pernah baca, tp sepertinya boleh dibeli ya

    ReplyDelete
  4. hehehe.....satu lagi nih team Adam :))

    ReplyDelete
  5. Ayooo Sintaa lanjut buku berikutnyaa :)

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?