The Bartimaeus Trilogy; The Golem’s Eye


“Pasti kau belum lupa,” aku [Bartimaeus] berkata gembira. “Kau memanggilku, berarti mendapat ejekan-ejekanku. Sudah satu paket.”

Ia [Nathaniel] mengerang sambil menutup wajah dengan tangan. “Tiba-tiba kematian terasa tidak terlalu mengerikan.”
[h.138]

Hahaha… yah, begitulah hubungan ‘baik’ antara sang master dan jinnya. Tapi mau bagaimana lagi, Nathaniel harus bersedia meredam emosi setiap kali Bartimaeus menyemburkan berbagai ejekan, karena dia membutuhkan si jin konyol ini untuk menuntaskan berbagai ganjalan di kepalanya. Sayangnya, di buku kedua ini, adegan-adegan banyol si Bartimaeus vs Nathaniel jarang muncul karena lebih banyak bercerita tentang pribadi Kitty Jones dan kelompok Resistance. Perkara itulah yang membuat bab-bab awal terasa agak membosankan, karena tidak ada humor narsis-sarkastis yang menjadi salah satu keunggulan dari The Bartimaeus Trilogy. Hampir semua cerita berlangsung dengan serius, bahkan catatan kaki yang biasanya membuat tertawa, sekarang berisikan informasi sungguhan. Untungnya Jonathan Stroud, si penulis, tidak membuat cerita melebar kemana-mana dan tetap konsisten pada alur cerita.

Terlepas dari kebosanan tersebut, permasalahan yang dihadapi Nath sekarang lebih komplek dan inilah yang membuat cerita lebih bergolak. Sebagai penyihir muda [15th] yang sekarang dipercaya sebagai asisten Menteri urusan dalam negeri, Nath diserahi tugas untuk memberantas kelompok pemberontak, Resistance. Bukan hal mudah, karena kelompok ini sangat terkenal dengan aksi diam-diam dan gerakannya yang sangat licin. Berbagai upaya dilakukan Nath untuk memancing, tapi semuanya gagal karena diluar dugaan kelompok tersebut memiliki anggota yang masing-masing memiliki kemampuan magis. Perkara semakin parah dengan bangkitnya jin tengkorak gokil, Honorius, akibat pembobolan makam Gladstone [penyihir legendaris] oleh kelompok Resistance. Permasalahan tidak hanya berputar di sana, masih ada kekuatan besar yang bermaksud menumbangkan pemerintahan, Kasus inipun mengantarkan petualangan Nathaniel ke Praha dan mempertemukannya dengan musuh lama. Cerita benar-benar dipadati oleh konflik.

Kitty Jones sebenarnya bukan sosok baru dalam petualangan Trilogy Bartimaeus. Pada buku pertama,, Kitty sempat menyerang Bartimaeus ketika membaca Amulet Samarkand. Sosoknya yang tangguh sedikit terlihat saat itu. Namun, pada buku kedua ini, bisa dipastikan sebagian besar pembaca akan langsung jatuh hati padanya, begitupun saya. Sosoknya yang berani, cerdas, keras kepala tapi peduli, membuatnya menjadi spesial. Saya suka sekali adegan Kitty ‘menghajar’ Nath yang angkuh dan sok. Bisa dibilang pada buku The Golem Eye’s ini, sosok Kitty mampu menenggelamkan tokoh utama, Nathaniel. Oiya, walaupun Nath menjengkelkan, saya tetap membutuhkannya hadir dalam cerita. Mengapa? Karena tanpa dia, Bartimaeus bisa kekurangan bahan ejekan :P

Jika membaca Harry Potter, saya merasa seorang penyihir adalah sosok yang kuat, maka dalam cerita The Trilogy Bartimaeus, mereka sangat tergantung dengan demon dan buku mantra. Kejadian yang menimpa Tallow, si Menteri Urusan Negara, membuktikan teori tersebut. Selain itu perbincangan antara Barty dan Kitty, semakin menunjukkan betapa menjengkelkannya para penyihir. Pokoknya gak ada bagus-bagusnya deh yang namanya penyihir. Uniknya, membaca peseteruan di dalam tubuh pemerintahan penyihir, sedikit banyak mengingatkan pada kondisi di negeri sendiri.

Walaupun akhirnya diketahui siapa pengendali Golem, ternyata tidak menuntaskan perkara. Karena masih ada dalang di balik segala konspirasi yang memanfaatkan aksi Resistance dan si pengendali Golem.

So, mari lanjut ke buku ketiga; Ptolemy Gate’s

Judul: The Trilogy Bartimaeus; The Golem Eye’s
Penulis: Jonathan Stroud
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 624 hlm
kunjungi: http://parcelbuku.com

Comments

  1. Nah, dibuku ini saya mandek mba, saking bosennya. Kayanya baru baca 20% buku trus bosen dg deskripsi Kitty Jones yg menurut saya Out of Topic.

    ReplyDelete
  2. coba lanjutin lagi Ki, Kitty gak out of topic koq... malah dukung kelanjutan cerita di buku ketiga ;)

    ReplyDelete
  3. Eh Sin, dah lama gak berkunjung, ternyata ganti cat ya rumahmu? Hehe...Itu headernya diisi buku aja, jangan bunga!

    ReplyDelete
  4. wah good idea mbk fanda,,, iya nih, baru ganti kemarin, templatenya :D

    ReplyDelete
  5. Great review..and nice topic about this..i like this post..thanks for sharing here..

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?