Retno

Sabar itu tak terbatas, namun kesabaran manusia lah yang memiliki batas. Begitu pun dengan Retno, sosok muslimah yang harus berjuang menjadi tulang punggung keluarga, sosok yang harus menggantikan peran suami akibat terkena PHK. Pontang-panting sebagai buruh pabrik tekstil dengan gaji minimalis membuat kepalanya tak henti berdengung.

Hampir seperempat jumlah gaji itu ia habiskan untuk membayar kontrak ruang multifungsi ini. Jumlah yang sama harus ia keluarkan untuk memenuhi tuntutan perut.....Lantas untuk sisanya, ia telah begitu banyak pos pengeluaran yang menunggu. Uang susu Shandy maupun kebutuhan-kebutuhan insidental yang makin menenggelamkan harapannya....Kataraks ini, entah mau berdamai dengannya atau tidak.

Tuntutan terus menerus bertumpuk, seakan tak memberi sang manusia untuk menghela nafas sejenak. Retno semakin lelah dengan kondisi yang melingkupi hidupnya. Akhirnya kelelahan membuatnya mengambil keputusan nekat untuk mengadu nasib ke Ibu Kota, demi memenuhi kebutuhan Shandy, sang buah hati hasil dari pernikahan kilatnya dengan Hernowo. Pernikahan yang masih menyisakan banyak masalah.

***

Jakarta. Kota berlabel harga tinggi. Harga yang membuat Retno kembali tertatih-tatih menjalani kehidupannya

Dua minggu bekerja, Retno menerima gaji pertamanya. Namun ia tertegun dan hampir menangis memandang angka yang tertera di slip gaji itu. Bagaimana ia akan mengatur keuangannya?Angka itu memang melebihi sebulan gaji di pabrik tempat ia bekerja sebelumnya. Tetapi biaya hidup di Solo dan Jakarta sangat jauh berbeda.

Gurat kelelahan semakin jelas terlukis di raut wajahnya...Lelah...

Buku dengan sampul sederhana bergambar sketsa muslimah yang berlatar atap joglo ini, termasuk novel yang sarat konflik. Sejak membuka halaman pertama sampai akhir, penulis mempersembahkan konflik-konflik dan kejutan-kejutan. Pengabdian seorang istri, agama versus adat istiadat, pergulatan hidup, penyakit katarak, love story, penghamba diri padaNya mewarnai tiap lembar buku. Selain itu latar belakang penulis yang berasal dari Wonogiri membuat gaya bahasa jawa dalam buku ini terasa nyaman dan tidak kaku.

Tapi, terdapat beberapa kesalahan penggunaan kata dalam buku ini, terutama penggunaan kata acuh yang masih diartikan sebagai tidak peduli.

Judul Buku: Retno
Penulis: Sakti Wibowo
Editor: Agus Wibowo
Penerbit: Syaamil
Cetakan: Pertama, September 2002
Tebal: 150 halaman

NB: Maaf untuk temen-temen, belum bisa bw...coz lagi dalam kondisi crowded. Maafkaaaaann!! Dan makasih juga atas kedatangannya ke blogku ^^ Semoga tak bosan

Comments

  1. keren keliatannya bukunya... jadi pengen beli nihhh,,,, huhuhuhuuh

    ReplyDelete
  2. weh.... dari review mbak ajah dah keliatan nih Ibu Retno tuh orangnya pekerja keraaaaaaas... salut buat Ibu Retno.... meski suaminya di PHK kog masih mau ajah ya ngasihin nafkah buat keluarga... smoga saja Happy Ending

    ReplyDelete
  3. Shin, pinjem dunk... hehehe...

    ReplyDelete
  4. abis di pinjem ana, aku pinjemin jg yah, buku ini...hehehehe

    ReplyDelete
  5. Gambaran kehidupan yg selalu penuh liku di mata manusia, pdhal sejatinya Tuhan selalu memberikan apa yg paling kita butuhkan. Memang hidup tak pernah mudah ya?

    ReplyDelete
  6. Retno oh retno
    Lara sungguh nasibmu
    namun tetaplah sabar
    kerana
    sorga menantimu.

    Jadi pengen baca itu buku .
    nice sharing

    ReplyDelete
  7. kisah perempuan yang patut diteladai. aku selalu salut dengan perempuan2 perkasa yang bisa berjuang melawan kerasnya hidup..

    ReplyDelete
  8. disekitar kita banyak Retno-Retno yang berjuang demi keluarga

    ReplyDelete
  9. Sebagian besar saudara kita bernasib seperti Retno mbak... entah sampai kapan mereka bisa bertahan...

    ReplyDelete
  10. menarik bukunya, kayaknya cerita perantauan seperti saya juga bisa dibuat dalam buku... hmmm
    tapi saya tak pandai menulis.

    ada yang tertarik? heu heu

    ReplyDelete
  11. dari covernya yang bernuansa kelabu, emang keliatan sih isinya penuh elegi. tp pasti penuh jg dgn pesan2 religius ya :)

    ReplyDelete
  12. Mencari rupiah dengan susah payah hanya demi sang buah hati yang sangat dia cintai!! ini bisa dijadikan panutan bagi kita semua agar tabah menghadapi semua masalah *lebay deeh*

    ReplyDelete
  13. semoga retno bisa menjalani hidupnya di jkt dengan penuh keberkahan,dan membesarkan Shandy dengan baik,hmmmmm menarik sepertinya,tapi aku cuma bisa baca disini,,hehhe

    ReplyDelete
  14. lalu bagaimana seharusnya kita mengartikan kata 'acuh' tersebut dengan tapat?!!?!?

    ReplyDelete
  15. siiiip mbak review retno nya...di tunggu selanjutnya...

    ReplyDelete
  16. emang yang kena katarak tuh si shandy apa si retnonya mba, jadi penasaran ama ceritanya nih,

    ReplyDelete
  17. kalau 'tak acuh = tak peduli. kalo acuh berarti peduli. saya sering menemukan kesalahan spt itu. kamu jeli juga ya, Sin.

    ReplyDelete
  18. bagus nih isinyaaa mao aaahhh

    ReplyDelete
  19. Mbak.., isi buku itu bagus, menggambarakan realita sebagian besar rakyat Indonesia.
    Perjuangan yang berat hanya sekedar untuk mempertahankan hidup.

    ReplyDelete
  20. dengan banyaknya konflik dari tokoh dalam kisah itu berarti sarat pula dengan nilai2 yang bisa dijadikan teladan dalam kehidupan ini.

    ReplyDelete
  21. Jadi tertarik, pengen cari buku itu ah. Ulasan yang mantap Shinta. Nice posting.

    ReplyDelete
  22. keren nih. ganti baju ya. gitu dong. ini baru sinta...

    ReplyDelete
  23. wah seorang supergirl inih,

    mau pinjem bukunya, jangan2 dah diungsikan lagi :P

    ReplyDelete
  24. Kayaknya keren bukunya mbak,makasih ya info bukunya ^_^ salam kenal ^_^

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?