Ketika Daun Bercerita

Judul: Ketika Daun Bercerita
Penulis: Maradilla Syachridar
Penerbit: Bukune
Cetakan: Pertama, Juli 2008

Sapa sangka pohon juga punya mata, rasa dan obsesi.

Baba dan Kimi adalah dua pohon angsana yang berdiri tegak di samping lapangan bola. Nama "aneh" yang dinobatkan oleh sepasang bocah cilik, "Adek" dan Mila.

Banyak kisah yang mereka---Baba dan Kimi---lihat, dengar dan rasakan. Kisah-kisah yang sering kali menimbulkan perdebatan diantara keduanya. Perbedaan usia antara Baba dan Kimi memberikan "keseruan" dalam perbincangan mereka. Baba yang lebih tua dibanding Kimi, lebih menonjolkan kedewasaan, ketenangan, romantisme dan perenungan, sedangkan Kimi digambarkan dengan semangat mudanya yang kritis, realistis dan blak-blakan.

Penulis muda asal Bandung ini menawarkan keunikan pada bukunya. Pengambilan pohon sebagai tokoh utama cukup menarik. Pohon sudah menjadi pemandangan yang wajar di sekitar kita. Sebatang makhluk diam---sepertinya bisu dan tak berjiwa---yang digambarkan menjadi makhluk yang menekuni perasaan dan problematika manusia.

Ketekunan itu membuat Baba memiliki obsesi untuk menjadi manusia, makhluk "sempurna yang memiliki gerak bebas, dan bukan sekedar berdiam kaku di pinggir lapangan. Imajinasi dan romantisme Baba saat memikirkan obsesinya, diimbangi dengan kerealitisan Kimi. Perbincangan pun menyentuh perenungan-perenungan.

Buku dengan sampul elegan bergambar daun memberikan banyak kejutan pada bagian ending. Perbedaan dimensi yang ternyata tak disadari oleh Baba. Keistimewaan Molindri. Rasa Kehilangan. Dan esensi penciptaan makhluk.

Sejauh yang peresensi baca, buku ini lebih menyentuh ke pembaca remaja. Walaupun tidak menutup kemungkinan untuk dibaca orang dewasa atau tua :P

Comments