Prophecy of The Sisters


Saya pernah mengidamkan untuk memiliki anak kembar. Sebabnya, berkali-kali bertemu dengan anak kembar, timbul rasa senang melihat kemiripan mereka. Masih teringat di kepala, bagaimana saya dulu menyukai tokoh cilik yang berperan sebagai Michelle Tanner, dalam serial Full House. Tak disangka, ternyata peran tersebut tidak dilakoni oleh satu orang, melainkan dua, secara bergantian. Dan itu tak lepas dari betapa identiknya Mary-Kate dan Ashley Fuller Olsen, dua pemeran Michelle Tanner. Ditambah lagi, melihat betapa kompaknya si kembar Weasley, yang selalu menampakkan keisengannya di setiap serial Harry Potter, saya jadi makin tresno dengan yang namanya anak kembar.

Namun, sayangnya, begitu membaca Prophecy of The Sisters, saya jadi mulai berpikir-pikir tentang yang namanya saudara kembar. Kisah si kembar Lia dan Alice Milthorpe tidak semenyenangkan imajinasi saya. Permusuhan dan persaingan menjadi bingkai kehidupan yang musti mereka jalani. Semua itu terjadi karena adanya ramalan kuno yang menyebutkan peran mereka atas sesosok malaikat yang bernama Samael.

Sebagai anak yang lahir terlebih dahulu, lewat operasi, Lia secara tidak langsung dinobatkan sebagai sang gerbang. Itulah yang mungkin membuat Alice merasa tidak puas dengan perannya sebagai sang garda, di mana seharusnya dialah yang menjadi sang gerbang, karena posisi kepalanya yang sebenarnya telah terlebih dahulu berada di jalan lahir. Ya, proses melahirkan yang bermasalah membuat dokter memilih untuk melakukan operasi daripada kelahiran normal yang beresiko, maka si kembar pun bertukar peran tanpa dapat dikendalikan.


Kesadaran perannya sebagai seorang Gerbang baru hadir ketika Lia mulai mencari misteri di balik simbol di pergelangan tangannya, berbentuk ular, yang disebut Jorgumand . Sebuah simbol yang tiba-tiba muncul setelah kematian tidak wajar sang ayah, Thomas Milthorpe. Sedangkan Alice yang tidak puas dengan perannya, telah selangkah lebih maju mengetahui mitologi yang mengiringi kelahiran mereka, lewat ‘komunikasi’nya dengan para roh.

Tidak hanya berhadapan dengan Alice yang berkeinginan membebaskan Samael, sang malaikat yang akan memimpin para roh, Lia juga harus memecahkan teka-teki pencarian empat kunci yang akan membantunya memusnahkan gerbang. Bersama Sonia Sorrenssen dan Lucia Torelli, sahabat Lia yang ternyata juga memiliki simbol di pergelangan tangannya, Lia yang juga berpatokan pada The Book of Chaos, Buku Kekacauan, menemui beberapa orang yang dinilai dapat membantunya dan melakukan beberapa kali ‘pengembaraan’ yang sedikit susah saya bayangkan.

Sepanjang membaca Prophecy of The Sister, terasa sekali kesuraman yang hampir menguasai sebagian besar isi cerita. Sepasang saudara yang harusnya saling menyayangi, harus takluk pada takdir yang memutuskan mereka harus bermusuhan. Lia dan Alice benar-benar menjadi sosok yang harus melawan isi nuraninya karena tidak bisa melawan takdir yang diberikan. Saya sempat terharu saat Alice menangis dan berusaha menyodorkan dahan demi menolong saudara kembarnya yang akan tenggelam dalam sungai. Membaca adegan tersebut mengingatkan saya bahwa bisa jadi Alice pun mengalami konflik batin ketika harus melawan saudarinya. Hal inilah yang kurang disoroti dalam buku ini.

Sayangnya, sebagian besar alur cerita malah tidak berisikan konflik Lia dan Alice karena penulis lebih banyak menuturkan tentang apa itu kunci, legenda, dan segala teka-teki yang termuat dalam The Book of Chaos. Bisa jadi, konflik akan menajam pada seri kedua, Guardian of the Gate, melihat jelang akhir kisah, Lia dan Alice mulai mengobarkan api permusuhan. Kisah romansa antara Lia dan James sendiri tidak terlalu kentara, bahkan menurut saya peran James dalam cerita hanya terdapat dalam awal kisah, setelah itu hanya dijadikan bumbu pemanis, supaya cerita tidak terlalu suram

Judul: Prophecy of The Sisters
Penulis: Michelle Zink
Penerjemah: Ida Wajdi
Penerbit: Matahati
Cetak: Pertama, Maret 2011
Tebal: 359 hlm
Bintang: ***

Seri lain Prophecy of The Sisters

Guardian of The gate; Circle of Fire

:: ingin buku seken/murah bermutu? mampir ke FB Parcel Buku yuk! ::

Comments

  1. iya, James-nya dikit banget diceritain :(

    ReplyDelete
  2. iya sepertinya memang lebih menekankan ke prophecy sih ketimbang kisah cinta. Aku agak2 takut loh waktu awal baca ini soalnya kayaknya seram gitu

    ReplyDelete
  3. selain flm itu juga saya pernah nonton cerita flm kembar yng gk disangka mereka bertemu lalu tukeran tempat deh,

    ReplyDelete
  4. Buku tentang anak kembar lain yang seru banget :
    1. The Thirteen Tale
    2. Her Fearful Simetry
    Tapi pengarangnya siapa aku lupa :)

    ReplyDelete
  5. owh begindang ceritanya... menarik sekali kelihatannya :D

    ReplyDelete
  6. ehm... jadi pengen jalan jalan ke gramed...

    ReplyDelete
  7. pengen banget punya anak kembar! ^^

    ReplyDelete
  8. kayaknya seru itu buku,,jadi penasaran pengen baca

    ReplyDelete
  9. jadi inget film nya lindsey lohan yang masih kecil yang tukeran tempat itu,,

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?