Berjuanglah, Bunda Tidak Sendiri


“ Bahkan sampe sekarang masih kebayang gimana sakitnya waktu ngelahirin, Sin.”

Subhanallah, kalimat ini diucapkan oleh sahabat yang putrinya telah berusia 2,5 tahun. Kebayang gak gimana rasanya sakit yang bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama? Pastinya teramat sakit. Sampai-sampai dalam sebuah kisah, Bunda Yudith Fabiola membutuh waktu 5 tahunan untuk kembali memiliki keberanian mengandung seorang anak.

Semua kisah mengalirkan cerita betapa perjuangan para bunda tidaklah mudah untuk melahirkan. Ada Bunda yang kesulitan melahirkan dan harus mendapatkan induksi melalui infus, sudah pasti rasa sakitnya melebihi kontraksi normal yang kadang masih memiliki jeda istirahat. Atau saat Bunda harus menghadapi pembukaan yang tidak juga bertambah padahal tenaga sudah berada di ujung. Atau ketika farises seorang Bunda berpotensi pecah jika jabang bayi tidak segera dikeluarkan. Luar biasa!

Saya sendiri dibuat bermules-mules ria dengan berbagai cerita para bunda ketika melahirkan, tapi seperti yang diuraikan dalam kata pengantar, buku yang dibagi babnya sesuai dengan kelahiran anak yang keberapa ini bukanlah bertujuan untuk membuat pembacanya, terutama kaum perempuan, untuk takut dengan proses hamil hingga melahirkan. Rangkaian kisah para bunda tersebut malah menjadi hamburan motivasi bahwa ketika mereka bisa melaluinya, kenapa kita tidak?

Tidak hanya berkisah tentang proses kelahiran di seputaran Indonesia, terdapat juga cerita Bunda yang melahirkan ketika berada di Australia. Saya dibuat kagum dengan kepiawaian dan kesabaran bidan yang membantu kelahiran normal Bunda Ade Anita dengan bobot bayi hampir 5 kg! Jika di Indonesia sudah pasti langsung dianjurkan untuk melakukan operasi caesar yang memiliki berbagai resiko yang dijabarkan dalam kisah yang sama.

Berbagai permasalahan ketika melahirkan, seperti terlilit tali pusar, farises, retro, sungsang, dsb, seringkali membuat para dokter kandungan dengan “mudah”nya menyarankan untuk operasi caesar sebelum ada upaya lebih lanjut. Lewat kisah-kisah para Bunda, kondisi yang “menyusahkan” tersebut ternyata berhasil dilalui dengan kelahiran normal. Tips-tips seputar hamil dan melahirkan terlampir pada bagian akhir buku yang berisi 21 kisah ini. Namun tips hanya bersifat umum dan tidak terlalu detail, sehingga pembaca harus lebih banyak mencari referensi yang lebih luas.

Frustasi, stres, panik, melanda sebagian besar para Bunda ketika melahirkan, tetapi ternyata ada sebuah kisah dari Bunda Hapsari Hanggraini yang berhasil melalui proses kelahirannya dengan tanpa rasa sakit. See? Ya, sebagian besar proses melahirkan memberikan rasa sakit, bahkan yang melaluinya dengan operasi caesar. Namun, ingatlah Bunda, seperti judul buku ini, Berjuanglah, Bunda tidak sendiri.

Judul: Berjuanglah, Bunda Tidak Sendiri
Penyusun: Qonita Musa & Naqqiyah Syam
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 230 hlm

kunjungi: http://parcelbuku.com

Comments

  1. Absolutely you are correct. Mothers giving birth to child is a very difficult process. It is a second to mother.

    ReplyDelete
  2. anak saya yang pertama terlahir dengan posisi sungsang. lahir normal tanpa operasi. saya menemani istri saya saat persalinan, dan ketika sang bayi lahir, saya menangis karena terharu. namun beberapa hari setelah melahirkan, ketika saya bercerita bahwa saya menangis sesenggukan kepada istri saya, istri ternyata tidak sadar bahwa saya menangis. rasa sakit ternyata membuatnya tidak menyadari apa yang terjadi di sekelilingnya.
    buku ini saya rasa ditulis bukan untuk menakut - nakuti tetapi agar para ibu mempersiapkan persalinan dengan sebaik - baiknya. terima kasih

    ReplyDelete
  3. sebuah kisah yang indah dan menakjubkan... tentang perjuangan bunda dalam melahirkan buah hatinya... thanks..

    ReplyDelete

Post a Comment

What Do You Things?